TEMPO.CO, Beijing - Kelompok bersenjata Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) membunuh tiga milisi asal Cina. Ketiganya, tulis media pemerintah Cina, dieksekusi karena ingin melepaskan diri dari ISIS untuk bertempur di Timur Tengah.
Cina sangat menaruh perhatian terhadap meningkatnya gerakan ISIS. Hal itu menimbulkan kekhawatiran berdampak pada kawasaan di Xinjiang, yang terletak di perbatasan Pakistan dan Afganistan. Meskipun demikian, Cina tidak menunjukkan tanda-tanda ambil bagian dalam koalisi pimpinan Amerika Serikat menggunakan militernya guna melawan kelompok militan itu.
Menurut catatan Global Times, tabloid milik partai komunis Cina, pada Desember 2014, sekitar 300 kaum garis keras Cina bergabung bersama ISIS melalui Turki. Tabloid ini dalam edisi Kamis, 5 Februari 2015, setelah mengutip keterangan pejabat keamanan Kurdi, menyebutkan seorang pria Cina ditangkap, diadili, dan ditembak di Suriah pada akhir September 2014 setelah dia kecewa dengan langkah jihad yang ditempuh. "Dia ingin kembali ke Turki untuk kuliah."
"Dua milisi Cina yang lain dipancung kepalanya pada akhir Desember 2014 di Irak bersama sebelas orang lainnya yang berasal dari enam negara. ISIS menuduh mereka berkhianat dan mencoba melarikan diri," kata pejabat sebagaimana dikutip media Cina.
ISIS, kelompok bersenjata yang menguasai sebagian wilayah di utara dan timur Suriah serta bagian utara dan barat Irak, telah membunuh ratusan orang dalam berbagai pertempuran sejak akhir Juni 2014 saat mereka mendeklarasikan kekhalifahan.
Sejumlah pejabat di Cina menyalahkan kelompok separatis Gerakan Islam Turki Timur (ETIM) karena mengekspor kekerasan di Xinjiang, kawasan yang dihuni mayoritas muslim Uighur. Namun Cina masih samar-samar mengenai jumlah warganya yang berperang di Timur Tengah.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Hong Lei, tidak memberikan komentar atas kematian warganya dalam acara jumpa pers, tetapi menerangkan bahwa Cina menentang semua bentuk terorisme. "Cina ingin bekerja sama dengan komunitas internasional untuk melawan pasukan teroris, termasuk ETIM, penjaga keamanan global, dan stabilitas," kata Hong.
AL ARABIYA | CHOIRUL
Berita terkait
Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin
10 hari lalu
Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.
Baca SelengkapnyaTajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran
29 hari lalu
Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia
Baca SelengkapnyaIran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri
30 hari lalu
Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.
Baca SelengkapnyaRusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow
38 hari lalu
Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."
Baca SelengkapnyaRusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow
39 hari lalu
Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.
Baca Selengkapnya2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan
41 hari lalu
Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki
Baca SelengkapnyaPutin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow
41 hari lalu
Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow
Baca SelengkapnyaSerangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?
41 hari lalu
Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.
Baca SelengkapnyaMacron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia
42 hari lalu
Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia
Baca SelengkapnyaRusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!
42 hari lalu
Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang
Baca Selengkapnya