Polisi syariat ISIS menghukum pemuda karena dianggap, memainkan musik yang tidak sesuai dengan hukum yang berlaku di ISIS. Polisi syariat menghukum mereka dengan cara dipukul di hadapan publik, 20 Januari 2015. Dailymail.co.uk
TEMPO.CO, Kairo - Sejumlah pria bersenjata melakukan gempuran roket dalam serangkaian serangan di Provinsi Sinai Utara, Mesir, menyebabkan sedikitnya 26 orang tewas. Menurut pejabat keamanan, hampir semua korban tewas itu anggota militer.
Ansar Beit al-Maqdis, kelompok bersenjata Mesir yang berafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), mengaku bertanggung jawab atas serangan Kamis, 29 Januari 2015, di ibu kota El-Arish tak jauh dari Kota Sheik Zuwayid dan Rafah, perbatasan dengan Jalur Gaza. Dalam akun Twitter, Ansar Beit al-Maqdis, menyatakan bahwa serangan simultan itu sengaja diarahkan ke Kota El-Arish, Sheikh Zuweid, dan Rafah.
Mendengar kabar serangan tersebut, Presiden Abdel Fattah el-Sisi langsung memperpendek jadwal kunjungannya di Ethiopia. El-Sisi berada di Ethiopia untuk menghadiri sebuah pertemuan negara-negara Afrika yang tergabung ke dalam Uni Afrika.
"Kelompok teroris telah menyerang sejumlah markas polisi dan angkatan bersenjata serta berbagai fasilitas dengan bom mobil dan roket," ujar pejabat militer yang tak disebutkan namanya. Dia melanjutkan, para penyerang menembakkan roket ke markas kepolisian dan pangkalan militer di El-Arish. Serangan itu disusul serangan bom mobil.