Dijadikan Tameng sang Ayah, Bayi 19 Bulan Tewas Tertembak Polisi
Reporter
Editor
Kamis, 14 Juli 2005 10:24 WIB
TEMPO Interaktif, Los Angeles:Mungkin tak berlebihan jika Jose Raul Pena (34 tahun) dijuluki sebagai pembunuh berdarah dingin terhadap bayinya sendiri. Sebab, saat ia berhadapan dengan polisi yang berniat menahannya, is justru menjadikan bayinya perempuan yang berusia 19 bulan sebagai tameng. Akibatnya, si bayi tewas terkena tembakan tembakan polisi pada bagian kepalanya.Meski hasil otopsi menyimpulkan si bayi tewas oleh peluru polisi, tapi Kepala Polisi Los Angeles William Bratton, menyatakan bahwa si pembunuh sejatinya bukan polisi melainkan Pena. Si ayah lah yang menjadi pembunuh berdarah dingin. Dia bukan pahlawan keluarga, tandasnya. Ia menampik anggapan bahwa anak buahnya telah salah bertindak dan salah tembak. Insiden itu bermula ketika Lorena Lopez, isteri Pena, mengadu ke polisi karena dirinya dan anaknya diancam akan dibunuh oleh suaminya itu. Polisi pun segera mendatangi kedaiaman Pena. Namun mereka justru disambut dengan berkali-kali letusan tembakan dari pistol Pena sambil menjadikan bayinya sebagai tameng. Polisi berhasil menembak mati Pena, tapi malang sang bayi pun turut terserempet peluru tersebut.Luis Carrillo, pengacara pasngan Pena-Lopez menyesalkan insiden tersebut dan mengecam polisi yang diangga telah bertindak brutal. Walikota Los Angeles Antonio Villaraigosa meminta agar insiden tersebut diselidiki hingga tuntas. Ini benar-benar sebuah tragedy, tandasnya. AFP
Penghargaan itu diberikan untuk dua sampul majalah Tempo edisi laporan utama 'Sengkarut Jembatan Selat Sunda' dan 'Investigasi Sindikat Manusia Perahu'.