Doktrin Baru Militer Rusia: NATO Ancaman Utama

Reporter

Editor

Abdul Manan

Selasa, 30 Desember 2014 23:23 WIB

Sebuah peluncur rudal taktis 'Tochka' melewati museum Negara Hermitage usai latihan parade militer Hari Kemenangan di Dvortsovaya (Istana) Square in St Petersburg, Rusia (7/5). (AP/Dmitry Lovetsky)

TEMPO.CO, Moskow - Rusia mengidentifikasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sebagai ancaman militer nomor 1 bagi negara itu dan membuka kemungkinan penggunaan yang lebih luas senjata konvensional berpresisi untuk mencegah agresi asing. Soal ini tertuang dalam doktrin militer baru ditandatangani oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, Jumat 26 Desember 2014.

Doktrin baru militer Rusia ini, yang terjadi di tengah ketegangan atas Ukraina, mencerminkan kesiapan Pemerintah Kremlin untuk mengambil sikap yang lebih tegas dalam menanggapi apa yang dilihatnya sebagai upaya koalisi pimpinan Amerika Serikat untuk mengisolasi dan melemahkan Federasi Rusia.

Doktrin baru itu mengatakan bahwa Rusia bisa menggunakan senjata nuklir sebagai pembalasan atas penggunaan senjata nuklir atau senjata pemusnah massal jenis lainnya terhadap negara ini atau sekutunya, dan juga dalam kasus agresi yang melibatkan senjata konvensional yang "mengancam eksistensi" negara Rusia.

Tapi untuk pertama kalinya doktrin negara itu mengatakan bahwa Rusia bisa menggunakan senjata presisi "sebagai bagian dari langkah-langkah pencegahan strategis." Dokumen tidak menyebutkan kapan dan bagaimana Moskow bisa menggunakan senjata-senjata tersebut.

Contoh senjata konvensional berpresisi termasuk rudal dari darat-ke-darat, rudal jelajah dari darat dan kapal selam, bom berpemandu, dan tembakan artileri.

Lainnya, dokumen yang memuat doktrin baru itu menyebutkan adanya kebutuhan untuk melindungi kepentingan Rusia di Kutub Utara, di mana persaingan global untuk mencari minyak secara luas dan sumber daya lainnya telah memanas karena mencairnya es di Arktik.

Rusia sangat bergantung pada penangkal nuklirnya dan tertinggal jauh di belakang Amerika Serikat dan sekutunya, NATO, dalam pengembangan senjata konvensional berpresisi. Namun, baru-baru ini Rusia mempercepat modernisasi militernya, dengan membeli sejumlah besar senjata baru dan meningkatkan latihan militer. Rusia juga meningkatkan patroli udaranya di atas Baltik.

Awal bulan ini, Rusia unjuk kekuatan dengan menerbangkan rudal Iskander ke barat Kaliningrad, yang berbatasan dengan anggota NATO, Polandia dan Lithuania. Rudal itu dikembalikan ke markas setelah latihan usai. Namun, penempatan itu dianggap sebagai demonstrasi kesiapan militer mereka dalam menghadapi krisis.

Rusia mengancam akan secara permanen menempatkan rudal Iskander, yang dapat mencapai target hingga 480 kilometer (sekitar 300 mil) dengan presisi tinggi, sebagai balasan atas rencana pertahanan rudal NATO yang dipimpin AS. Rudal Iskander dapat dilengkapi dengan hulu ledak konvensional atau nuklir.

Pada hari Jumat 26 Desember 2014, Moskow berhasil melakukan uji penembakan rudal balistik antarbenua RS-24 Yars dari situs peluncuran Plesetsk di barat laut Rusia.

Doktrin baru militer Rusia, yang tertuang dalam dokumen 29 itu, menguraikan ancaman terhadap Rusia dan kemungkinan respon dari negara itu. Doktrin itu menyebut "penumpukan potensi militer NATO" berada dalam daftar teratas sebagai ancaman militer ke Rusia. Dokumen itu menekankan bahwa penyebaran pasukan asing di wilayah tetangga Rusia dapat digunakan untuk kepentingan "tekanan politik dan militer."

Juru bicara NATO, Oana Lungescu, menjawab sikap Rusia itu dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa aliansi ini "tak menimbulkan ancaman bagi Rusia atau negara mana pun."

ABC News | Abdul Manan

Berita Lainnya
Hilangnya AirAsia Telah Diramalkan Pengguna Medsos
ISIS Bantai 120 Milisinya yang Ingin Pulang
Intel AS, CIA, Buka Rahasia Soal Penampakan UFO
Roda Bermasalah, Pesawat Virgin Selamat Mendarat
Kapal Singapura Bersonar Cari Air Asia Hari Ini

Berita terkait

Rusia Tuntut Amerika Kembalikan Bendera yang Dicuri

13 November 2017

Rusia Tuntut Amerika Kembalikan Bendera yang Dicuri

Bendera Rusia hilang dari konsulatnya di San Francisco, Amerika Serikat. Moskow menyebut benderanya dicuri.

Baca Selengkapnya

Rusia Buka Kembali Jalur Feri ke Korea Utara

17 Oktober 2017

Rusia Buka Kembali Jalur Feri ke Korea Utara

Rusia telah membuka kembali jalur lautnya ke Korea Utara setelah sekitar 2 bulan lamanya ditutup.

Baca Selengkapnya

ROSATOM Rusia Bidik Asia Tenggara untuk Kerja Sama Nuklir

29 September 2017

ROSATOM Rusia Bidik Asia Tenggara untuk Kerja Sama Nuklir

ROSATOM, BUMN Nuklir asal Rusia,??menjajaki peluang kerja sama di bidang energi nuklir di negara-negara kawasan Asia Tenggara..

Baca Selengkapnya

Berkat Ponsel, Pasangan Kanibal yang Bunuh 30 Orang Ditangkap

27 September 2017

Berkat Ponsel, Pasangan Kanibal yang Bunuh 30 Orang Ditangkap

Pasangan kanibal ditangkap polisi setelah ponselnya ditemukan dan mengaku telah membunuh sedikitnya 30 orang.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Tuntut Amerika Terkait Perampasan Properti Diplomatik

6 September 2017

Rusia Akan Tuntut Amerika Terkait Perampasan Properti Diplomatik

Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan Kementerian Luar Negeri untuk menuntut pemerintah Amerika Serikat atas perampasan properti diplomatik

Baca Selengkapnya

Presiden Trump Minta Rusia Tutup 3 Konsulatnya di Amerika

1 September 2017

Presiden Trump Minta Rusia Tutup 3 Konsulatnya di Amerika

Amerika Serikat telah meminta Rusia untuk menutup 3 kantor konsulatnya di San Francisco, Washington, dan New York.

Baca Selengkapnya

Duta Besar Rusia untuk Sudan Tewas di Kolam Renang

24 Agustus 2017

Duta Besar Rusia untuk Sudan Tewas di Kolam Renang

Duta Besar Rusia untuk Sudan, Mirgayas Shirinsky, ditemukan tewas di kolam renang kediamannya di ibu kota Khartoum

Baca Selengkapnya

Liburan Musim Panas, Putin Berburu dan Berenang di Danau Dingin  

6 Agustus 2017

Liburan Musim Panas, Putin Berburu dan Berenang di Danau Dingin  

Putin menikmati liburan musim panasnya dengan berburu di padang gurun Siberia, berenang di air danau yang sangat dingin, dan memancing.

Baca Selengkapnya

Putin Restui Pasukan Rusia Bertahan di Suriah Selama 49 Tahun  

31 Juli 2017

Putin Restui Pasukan Rusia Bertahan di Suriah Selama 49 Tahun  

Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang baru mengenai Angkatan Udara Rusia untuk tetap di Suriah selama 49 tahun.

Baca Selengkapnya

Kucing Ini Jadi Pahlawan Selamatkan Hidup 8 Bayi Landak

27 Juli 2017

Kucing Ini Jadi Pahlawan Selamatkan Hidup 8 Bayi Landak

Seekor kucing di Rusia bernama Muska menjadi pahlawan setelah menyusui dan merawat 8 bayi landak yang tidak memiliki induk.

Baca Selengkapnya