Sejumlah warga sipil mengangkat bendera hitam bertuliskan huruf arab di dalam sebuah kafe di Sydney, Australia, 15 Desember 2014. Puluhan warga menjadi sandera dari kelompok bersenjata sejak Senin pagi. AP/Channel 7 via AP Video
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah organisasi Islam di Sydney menggelar pertemuan malam ini. Langkah itu ditempuh guna mengantisipasi reaksi perlawanan terhadap kelompok bersenjata di Lindt Chocolat Cafe, di Martin Place, Sydney. "Komunitas muslim minta kami waspada," ujar Konsul Muda Penerangan, Sosial, dan Budaya, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Sydney, Akbar Makarti, ketika dihubungi, Senin, 15 Desember 2014. (Baca:Sandera: Empat Bom Ditanam di Sekitar Sydney)
Akbar menjelaskan, pertemuan berlangsung selama empat jam, mulai pukul 18.30 waktu setempat. Sejumlah organisasi keagamaan, seperti Center for Islamic Dakwah dan Education, Iqro Foundation, dan Ashabul Kahfi menginisiasi pertemuan tersebut untuk mewaspadai aksi balas dendam kelompok anti-Islam. "Sejauh ini memang belum ada indikasi ke arah sana, namun kami mengimbau agar tetap waspada," katanya. (Baca: Pasang 2 Bom, Teroris Australia Minta Bendera ISIS)
Penyanderaan terhadap puluhan orang berlangsung sejak pukul 9.45 pagi waktu setempat. Aksi yang dilakukan kelompok bersenjata itu meminta para sandera mengibarkan bendera hitam dengan huruf-huruf Arab berwarna putih di bagian tengahnya. Lima di antara sandera berhasil kabur melalui pintu samping. Hingga kini, kepolisian setempat masih mengupayakan proses pembebasan para sandera. (Baca:Aksi Teror di Sydney, KJRI Buka Layanan Pengaduan)
Hingga saat ini, kata Akbar, KJRI masih terus menelusuri kemungkinan warga negara Indonesia (WNI) yang ikut tersandera di lokasi tersebut. Namun upaya yang ditempuh dengan menghubungi otoritas setempat belum berbuah hasil. "Informasi yang diperoleh seluruh korps diplomatik sangat terbatas," katanya. "WNI yang merasa kehilangan anggota keluarganya kami imbau menghubungi +61 467227487."