Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menggunakan diplomasi makan siang bersama untuk menyelesaikan berbagai persoalan, di Jakarta, 5 Desember 2013. Dalam diplomasi makan siang bersama, Jokowi mempraktikkan filosofi Jawa, "menang tanpa ngasorake" (menang tanpa perlu mengalahkan dan mempermalukan). KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
TEMPO.CO , Beijing: Di KTT APEC, Presiden Joko Widodo menyempatkan diri pamer ciri khasnya dalam bekerja, yakni blusukan. Hal itu ia sampaikan dalam pertemuan CEO APEC, di Beijing, Senin, 10 November 2014. Jokowi menjadi salah satu pembicara dalam forum CEO tersebut. (Ada Tim Khusus yang Merancang Jokowi Blusukan)
Jokowi menyebut istilah blusukan sebagai to the ground. Salah satunya, saat membebaskan lahan untuk jalan tol Jakarta Outer Ring Road ruas W2-utara. Ia mengajak warga yang menolak pembebasan lahan, berembuk sambil makan siang.
Lantas, foto diplomasi makan siang ala Jokowi ditayangkan dalam layar proyektor. Saat itu, ia masih menjabat Gubernur DKI Jakarta. "Nah, this is me," kata Jokowi kepada ratusan CEO dunia. Tepuk tangan meriah pun membahana. Video presentasi Jokowi itu telah diunggah dalam situs Youtube. (Trik Jokowi Ajak Makan Siang Warga)
"Saya temui warga 4 kali. Lihat, itu saya, berbicara dengan warga,"ujar Jokowi sambil mengarahkan pena penunjuknya ke arah layar presentasi raksasa di belakangnya, sebagaimana terlihat pada video APEC di kanal Youtube. (Jokowi Geleng-geleng Lihat Kali Kecil Mampet)
Jurus serupa terbukti ampuh untuk proyek-proyek lain, seperti revitalisasi Taman waduk Pluit. Karena itu, ia menyakinkan, para pengusaha tak akan rugi berinvestasi di Indonesia. (Blusukan ala Jokowi versi Musik Rap)
