TEMPO.CO, Beijing: Menteri Perdagangan Rahmat Gobel mengatakan Indonesia mengambil sikap berpihak kepada rakyat, usaha kecil, dan menengah (UKM), dan permasalahan kemiskinan di kawasan Asia-Pasifik. Ia menyampaikan hal itu dalam Pertemuan Tahunan Tingkat Menteri Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) yang berlangsung 7-8 November 2014 di Beijing, Cina. Di forum itu, sejumlah negara anggota mendesak APEC untuk mempercepat liberalisasi perdagangan di kawasan Asia-Pasifik.
"Indonesia siap bekerja sama dengan mitra-mitra luar negeri sepanjang memberikan keuntungan timbal balik yang seimbang. APEC harus lebih memajukan kepentingan pembangunan negara berkembang dan ekspor kelompok usaha yang terpinggirkan," kata Rahmat Gobel, Menteri Perdagangan, melalui rilisnya, Sabtu, 8 November 2014.
Rahmat kemudian meminta APEC lebih berpihak pada rakyat dan lebih membuka jalan bagi pelaku UKM, serta mengatasi permasalahan kemiskinan di kawasan Asia-Pasifik. (Baca: Besok, Jokowi - Presiden Cina Bahas Poros Maritim)
Pada pertemuan antarmenteri APEC disiapkan substansi yang akan disepakati para pimpinan APEC pada pertemuan ke-22 tanggal 10-11 November 2014. Pada pertemuan para menteri ini, Indonesia terus mendorong kemajuan proposal-proposal yang berunsur pembangunan. Proposal yang diperjuangkan, salah satunya adalah proposal tentang perdagangan atas produk-produk yang berkontribusi bagi pembangunan berkelanjutan dan inklusif, serta pembangunan pedesaan dan pengentasan kemiskinan. (Baca: Pengusaha dan Pejabat Ini Sambut Jokowi di Beijing)
<!--more-->
Ia mengatakan melalui proposal tersebut Indonesia meminta lembaga riset APEC, Policy Support Unit (PSU), untuk memilih jumlah produk pembangunan yang berdampak paling besar terhadap peningkatan pendapatan masyarakat miskin, petani, serta usaha kecil dan menengah (UKM) khususnya di pedesaan. Lembaga riset APEC, Policy Support Unit (PSU) mengkaji 157 produk yang dinominasikan anggota APEC, di antaranya 15 produk berasal dari Indonesia yaitu sawit, karet, rotan, produk kayu, dan ikan.
Perundingan atas produk pembangunan ini perlu diperjuangkan Indonesia di tengah gencarnya gagasan Free Trade Area of the Asia Pacific (FTAAP) yang didorong tuan rumah Cina. Pembentukan FTAAP itu sendiri merupakan cita-cita yang telah disepakati para pemimpin ekonomi APEC sejak 2006.
FTAAP tersebut dirancang sebagai bangunan regional jangka panjang yang menghubungkan berbagai perjanjian perdagangan bebas atau Free Trade Agreement yang ada. Termasuk didalamnya Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang dimotori ASEAN dan Trans-Pacific Partnership (TPP) yang dimotori Amerika Serikat.
Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Bachrul Chairi menambahkan, sesuai hasil kesepakatan di Beijing, konsep APEC bagi perwujudan FTAAP kini telah sesuai dengan keinginan Indonesia yaitu diwujudkan secara bertahap, dilakukan di luar proses APEC, serta kental memiliki dimensi pembangunan. Menurutnya tugas APEC hanyalah menjadi inkubator dan memberikan masukan intelektual terhadap substansi FTAAP.
Ia mengatakan rincian mengenai bentuk dan jangka waktu menuju perwujudan FTAAP harus menunggu hasil kajian bersama yang dilakukan Ekonomi APEC dengan mempertimbangkan hasil-hasil studi lembaga think tank. "Indonesia menjadi anggota Gugus Tugas Pengkaji guna memastikan bahwa seluruh kepentingan nasional terwakili di dalam proses kajian," kata Bachrul.
MAYA NAWANGWULAN
Baca juga:
Ridwan Kamil, Hercules dan Nazar untuk Persib
Nurul Arifin Menyesal Tak Sebar Duit Saat Pemilu
Dukung Menteri Blusukan, Tweeps Bully Nurul Arifin
Sebelum Final, Persib Sudah Siapkan Algojo Penalti
Berita terkait
PNM Hadir dalam 57th APEC SMEWG
2 hari lalu
PNM aktif dalam mengatasi persoalan serius yang dihadapi seperti permasalahan akses pembiayaan, akses pemasaran, entrepreneurship, hingga penciptaan ekosistem digital di sektor usaha ultra mikro.
Baca SelengkapnyaDi Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi
9 hari lalu
APEC Workshop ini diikuti oleh para delegasi negara di kawasan Asia Pacifik.
Baca SelengkapnyaKondisi Perekonomian Global Tidak Pasti, Sri Mulyani: APBN Perlu Dijaga
25 November 2023
Sri Mulyani mengatakan para menteri keuangan sepakat bahwa kondisi perekonomian global masih menantang dengan ketidakpastian yang meningkat.
Baca SelengkapnyaPertemuan Biden dan Xi Jinping di KTT APEC, Kemenkeu Simpulkan Ini
22 November 2023
Kepala BKF Kemenkeu Febrio Kacaribu menyoroti pertemuan Presiden AS Joe Biden dengan Presiden Cina Xi Jinping di KTT APEC, San Francisco.
Baca SelengkapnyaOtorita IKN: Sebagian Besar Investor Domestik Bekerja Sama dengan Investor Asing
20 November 2023
Otorita IKN mengatakan sebagian besar investor domestik yang berinventasi di IKN bekerja sama juga dengan investor asing.
Baca SelengkapnyaSederet Pernyataan Jokowi Soal Investor IKN, Dulu Bilang Banyak Antre Ternyata Belum Ada
20 November 2023
Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa sampai saat ini belum ada investor asing yang masuk ke IKN
Baca SelengkapnyaJokowi Optimis Investor Asing Segera Masuk IKN Setelah Investor Dalam Negeri Bergerak
20 November 2023
Presiden Jokowi meyakini investor asing akan segera masuk berinvestasi di IKN seiring waktu dan investor dalam negeri aktif.
Baca SelengkapnyaAPEC Usai, Taiwan Laporkan Kegiatan Militer Cina Terbaru di Dekat Wilayahnya
19 November 2023
Xi Jinping mengatakan kepada Biden bahwa Taiwan adalah masalah terbesar dan paling berbahaya dalam hubungan AS-Cina.
Baca SelengkapnyaTrump Bersumpah untuk Batalkan Perjanjian Dagang dengan Asia saat Terpilih
19 November 2023
Donald Trump mengatakan dia akan membatalkan pakta perdagangan Pasifik yang diajukan oleh Presiden AS Joe Biden jika menang pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaTerkini: Kekayaan Gibran Cawapres Termuda Rp 25 Miliar, Jokowi Akui Belum Ada Investor Asing Masuk IKN
18 November 2023
Berita terkini bisnis pada siang ini dimulai dari kekayaan calon wakil presiden atau cawapres termuda Gibran Rakabumi Raka.
Baca Selengkapnya