Pemanasan Global, Puncak Kerusakan Bumi 2100

Senin, 3 November 2014 15:03 WIB

Layang-layang berbentuk burung dalam kampanye gerakan perubahan iklim di New York, Amerika Serikat, Ahad 21 September 2014. AP/Jason DeCrow

TEMPO.CO, Kopenhagen - Panel Perubahan Iklim Antar-Pemerintah (IPCC) yang digelar Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebutkan pembatasan dampak perubahan iklim pada masa depan berarti harus mengurangi gas rumah kaca hingga mencapai nol pada abad ini. Para pemimpin dunia benar-benar didesak untuk bertindak.

“Sains telah berbicara. Waktu tidak berada di pihak kita lagi,” kata Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dalam siaran laporan IPCC, seperti dikutip Al Jazeera, Ahad, 2 November 2014.

Laporan ini akan jadi peta panduan negosiasi iklim PBB yang akan digelar bulan depan di Lima, Peru. Pertemuan IPCC sekaligus menjadi pendahuluan pertemuan puncak tahun depan di Paris, tempat kesepakatan global tentang perubahan iklim akan disepakati.

Laporan tersebut juga menyatakan negara peserta pertemuan bisa menjaga perubahan iklim dengan anggaran yang fleksibel. Laporan itu juga menekankan pentingnya komitmen pemerintah. Jika tidak ada komitmen, puncak kerusakan di bumi tak terhindarkan pada 2100. (Baca: Muka Laut Naik Lebih Cepat)

Hambatan terbesar saat ini adalah meyakinkan negara berkembang, seperti Cina, untuk mengambil target ambisius. Belum lagi menghadapi negara-negara maju yang berdalih sudah menjalankan peran mereka dengan membantu negara miskin menghadapi dampak perubahan iklim.

Laporan yang dikerjakan 800 ilmuwan itu menyebutkan kegagalan mengurangi gas rumah kaca disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil yang masih dominan. Namun mereka optimistis dengan adanya alternatif bahan bakar rendah emisi, seperti tenaga surya dan generator listrik bertenaga angin. “Kita punya alat-alat untuk membatasi perubahan iklim,” ujar Direktur IPCC Rajendra Pachauri.

AL JAZEERA AMERICA | ATMI PERTIWI

Topik terhangat:

Penghinaan Presiden | Susi Pudjiastuti | Kabinet Jokowi | Pengganti Ahok

Berita terpopuler lainnya:
Kata Jokowi Soal Menteri Susi yang Nyentrik
Yani: Muktamar PPP Kubu SDA Lebih Buruk daripada Romi
Menteri Energi: Petral Tak Harus Dibubarkan

Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

2 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

3 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

10 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

14 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

14 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

14 hari lalu

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab

Baca Selengkapnya

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

19 hari lalu

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

25 hari lalu

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

Aktivis Greta Thunberg ditangkap lagi setelah dibebaskan dalam unjuk rasa menentang subsidi bahan bakar minyak.

Baca Selengkapnya