Marinir AS Diduga Bunuh Transgender Filipina  

Reporter

Senin, 13 Oktober 2014 19:39 WIB

Personil United State Marine Corps (USMC) dan Marinir Brigif 1, adu cepat menangkap bebek di Lapangan Marinir, Gedangan, Sidoarjo, Jatim, 13 September 2014. Lomba ini menjadi hiburan di sela latihan Marines Tactical Warfare Simulation (MTWS) antara Amerika dan Indonesia. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Manila - Komandan Pasukan Komando Pasifik Amerika Serikat menghentikan laju kapal perangnya yang akan meninggalkan Filipina setelah seorang anggota Korps Marinir AS diduga terlibat pembunuhan warga transgender Filipina.

"Laksamana Samuel Locklear memerintahkan USS Peleliu dan kapal perang lainnya berhenti di bekas pangkalan AS di Teluk Subic hingga investigasi kasus pembunuhan tersebut dinyatakan selesai," kata Eduardo Oban, Direktur Eksekutif Komisi Kesepakatan Kunjungan Pasukan, Senin, 13 Oktober 2014.

Pasukan AS ambil bagian dalam latihan militer bersama Filipina selama 10 hari. Saat ini seorang marinir AS ditahan Polisi Militer AS di USS Pelelie dalam kaitan dengan kasus tersebut.

Dalam sebuah laporan polisi disebutkan, seorang gadis berusia 26 tahun menjadi korban pembunuhan. Dia ditemukan tewas akibat dicekik pada Sabtu, 11 Oktober 2014, waktu setempat, di toilet kamar hotel di Olongapo, kota di luar Subic yang dikenal memiliki bar-bar busuk.

"Seorang marinir AS yang mungkin terlibat dalam pembunuhan sekarang dalam penyelidikan mendalam," kata Kedutaan Besar AS dalam sebuah pernyataan. "AS akan melanjutkan kerja sama dengan penegak hukum Filipina dalam berbagai aspek demi kepentingan investigasi."

Oban mengatakan Locklear berada di Manila untuk melakukan pertemuan keamanan tahunan. Perintah penghentian terhadap dua kapal tersebut didasarkan pada permintaan pejabat Filipina melalui penasihat militer.

AS dan Filipina pada April 2014 menandatangani pakta kerja sama keamanan baru yang berlaku 10 tahun ke depan. Isi kesepakatan tersebut, antara lain, mengizinkan AS menempatkan pasukannya di Filipina demi memperkuat kemampuan pertahanannya di tengah sengketa wilayah dengan Cina.

"Kami menuntut keadilan atas kasus pembunuhan ini," kata juru bicara Menteri Luar Negeri Filipina, Charles Jose, setelah mendapatkan informasi mengenai kejahatan ini.

Pada 2005, seorang marinir AS dituduh memperkosa perempuan Filipina di Teluk Subic. Dia dihukum oleh pengadilan rendah, namun di tingkat banding keputusan pengadilan rendah dibatalkan lantaran perempuan tersebut menarik seluruh pengakuannya.

REUTERS | CHOIRUL




Topik terhangat:
Mark Zuckerberg | Koalisi Jokowi-JK | Kabinet Jokowi | Pilkada oleh DPRD





Berita terpopuler lainnya:
Pengganti Ahok Mantan Koruptor, Ini Kata Gerindra
Video Penganiayaan Murid SD di Bukittinggi Beredar

Gerindra Usut Pengkhianatan Kadernya di Pilpres

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya