Demonstran Hong Kong Setujui Pembicaraan Formal  

Reporter

Editor

Rosalina ocha

Selasa, 7 Oktober 2014 18:30 WIB

Satu keluarga melakukan selfie saat demonstran memblokir jalan di markas besar pemerintah di Hong Kong, 6 Oktober 2014. Sejumlah demonstran pro-demokrasi kembali ke sekolah dan bekerja setelah seminggu memblokir jalan menuntut pemilihan langsung. REUTERS/Carlos Barria

TEMPO.CO, Hong Kong - Perwakilan demonstran prodemokrasi Hong Kong sepakat untuk mengadakan pembicaraan resmi dengan pemerintah. Meskipun belum ada penetapan waktu tentang pembicaraan tersebut, mahasiswa memastikan kesepakatan itu akan batal apabila demonstran yang tersisa di jalan-jalan dibubarkan dengan kekerasan.

Aksi protes yang sudah memasuki minggu kedua itu kini sudah mulai mereda pada Selasa pagi, 7 Oktober, waktu setempat. Jumlah demonstran pun semakin menyusut.

Demonstran prodemokrasi memprotes langkah pemerintah Cina yang ingin membatasi calon kandidat pemimpin Hong Kong dalam pemilihan umum 2017 mendatang. Mereka menuntut pemerintah pusat di Beijing memberikan hak suara penuh bagi warga Hong Kong untuk memilih kepala eksekutif mereka. (Baca juga: Mafia Tunggangi Unjuk Rasa di Hong Kong)

Dalam perundingan tahap pertama antara perwakilan mahasiswa dan pejabat pemerintah yang berakhir pada Ahad malam, disepakati kedua pihak akan memulai dialog secara formal. "Kami akan memulai beberapa putaran negosiasi," kata Lester Shum, Wakil Sekretaris Jenderal Federasi Mahasiswa Hong Hong (HKFS), seperti dilansir dari BBC, Selasa, 7 Oktober 2014.

Pada Senin malam, Kepala Eksekutif Hong Kong C.Y. Leung kembali menyerukan kepada demonstran untuk menghentikan aksi dan membubarkan diri. Namun ratusan demonstran masih memilih bertahan di jalan-jalan utama Hong Kong. Hal ini menyebabkan kemacetan lalu lintas terus terjadi di rute-rute utama pulau Hong Kong dan sepanjang Pelabuhan Victoria di Kowloon. (Baca juga: Dikepung, Pusat Pemerintahan Hong Kong Lumpuh)

Polisi mengatakan telah menangkap setidaknya 37 orang di Mong Kok pada Senin kemarin. Ketika itu terjadi bentrokan antara demonstran prodemokrasi dan massa yang berusaha mengusir pemrotes dari jalan-jalan. Sedangkan lima orang lainnya ditangkap karena diduga telah meretas situs pemerintah. (Baca: Masuki Pekan Kedua, Demonstrasi Hong Kong Ricuh)

Harian South China Morning Post melaporkan 59 pengusaha terkemuka telah menandatangani surat terbuka. "Mengganggu tatanan sosial di Hong Kong sama sekali tidak membantu pengembangan maupun diskusi reformasi politik. Semua itu tidak membantu pemecahan masalah," bunyi surat terbuka itu.

Bank Dunia menyatakan demonstrasi yang terjadi selama hampir dua pekan telah melumpuhkan ekonomi Hong Kong.

BBC | ROSALINA


Terpopuler Dunia:
WNI Korban Pembunuhan di Australia Diduga Transgender
Mayang Sebut Dirinya Waria Kelas Atas Asia
Dibunuh, Jaringan Prostitusi Mayang Diselidiki
Mayang Sempat Mengajak Kekasihnya ke Lampung











Berita terkait

Parlemen Hong Kong Kembali Ribut Soal RUU Ekstradisi ke Cina

15 Mei 2019

Parlemen Hong Kong Kembali Ribut Soal RUU Ekstradisi ke Cina

Anggota parlemen Hong Kong kembali ribut soal RUU Ekstradisi yang mengizinkan buron dikirim ke Cina daratan untuk diadili.

Baca Selengkapnya

Hong Kong Hukum Tiga Aktivis Revolusi Payung

17 Agustus 2017

Hong Kong Hukum Tiga Aktivis Revolusi Payung

Joshua Wong, Nathan Law dan Alex Chow dihukum pengadilan banding Hong Kong karena menjadi motor protes besar-besaran Revolusi Payung pada 2014

Baca Selengkapnya

Wartawan Dilarang Bawa Pena Saat Liput Presiden Xi di Hong Kong  

1 Juli 2017

Wartawan Dilarang Bawa Pena Saat Liput Presiden Xi di Hong Kong  

Pena dan makeup termasuk 14 kategori barang berbahaya yang dilarang dibawa saat meliput kunjungan Presiden Xi ke Hong Kong

Baca Selengkapnya

Sosok Berpengaruh untuk Hidupkan Demokrasi di Hong Kong  

30 Juni 2017

Sosok Berpengaruh untuk Hidupkan Demokrasi di Hong Kong  

Sosok penting dalam perjalanan 20 tahun Hong Kong diserahkan Inggris ke Cina.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali ke Hong Kong, Presiden Xi Sapa Militer: Halo Kamerad

30 Juni 2017

Pertama Kali ke Hong Kong, Presiden Xi Sapa Militer: Halo Kamerad

Presiden Cina Xi Jingping untuk pertama kali berkunjung ke Hong kong memperingati 20 tahun Inggris menyerahkan bekas koloninya itu ke Cina.

Baca Selengkapnya

Jokowi Akan Berkunjung, Hong Kong Gelar Latihan Pengamanan

26 April 2017

Jokowi Akan Berkunjung, Hong Kong Gelar Latihan Pengamanan

Polisi Hong Kong menyebut ancaman terhadap Presiden Joko Widodo sangat tinggi sebagai pemimpin negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia

Baca Selengkapnya

Terjual Rp 949 Miliar, Ini Berlian Termahal di Dunia  

5 April 2017

Terjual Rp 949 Miliar, Ini Berlian Termahal di Dunia  

Sebuah berlian merah jambu menjadi perhiasan termahal di dunia setelah laku terjual dengan harga US$ 71 juta atau sekitar Rp 949 miliar.

Baca Selengkapnya

Menjadi Pemimpin Hong Kong Wanita Pertama, Ini Profil Carrie Lam

28 Maret 2017

Menjadi Pemimpin Hong Kong Wanita Pertama, Ini Profil Carrie Lam

Carrie Lam, 59 tahun, menjadi wanita pertama yang terpilih sebagai Kepala Eksekutif Hong Kong melalui pemilihan umum yang digelar pada Ahad, 26 Maret.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan di Eskalator Terpanjang Hong Kong, 18 Orang Terluka

26 Maret 2017

Kecelakaan di Eskalator Terpanjang Hong Kong, 18 Orang Terluka

Sedikitnya 18 orang terluka setelah terjadi kecelakaan pada
eskalator terpanjang di pusat perbelanjaan di Hong Kong pada
Sabtu petang.

Baca Selengkapnya

Putus Cinta, Taipan Hong Kong Pasang Iklan di Semua Media

17 November 2016

Putus Cinta, Taipan Hong Kong Pasang Iklan di Semua Media

Dalam pengumuman, Joseph Lau juga menyebutkan nama pacar barunya.

Baca Selengkapnya