Sekjen PBB Ban Ki-moon saat diwawancarai di kantornya (17/9) Ban Ki-moon menyatakan krisis keuangan di Amerika akan berdampak negara-negara lain khususnya bagi negara donor. Foto: AP
TEMPO.CO, New York - Sidang Dewan Keamanan PBB secara bulat telah mengesahkan sebuah resolusi yang menegaskan sebuah komitmen untuk menghentikan gerakan militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), yang kini menyebut diri sebagai Negara Islam atau Daulah Islamiyah (DI). (Baca: Tim Investigasi PBB ke Irak Selidiki Suriah)
Resolusi ini, seperti dikatakan Presiden Amerika Serikat Barrack Obama yang memimpin sidang, akan membuat negara-negara anggota PBB berkewajiban mencegah perekrutan dan aliran bantuan keuangan kepada para pejihad tersebut. (Baca: Bahas ISIS, DK PBB Gelar Sidang Darurat)
Mengutip laporan BBC hari ini, bagaimana pun Obama mengakui bahwa retorika dan keinginan baik saja tidak cukup untuk menghentikan serangan teroris yang kini sudah memenggal empat sandera warga Barat. Dibutuhkan tindakan nyata untuk menggempur mereka.
“Kata-kata yang disampaikan di sini harus disesuaikan dan diwujudkan dengan tindakan, perbuatan, dan tindakan nyata di dalam negara dan juga antar-negara. Bukan saja pada hari-hari mendatang, tetapi juga tahun-tahun ke depan,” kata Obama.
Sidang DK PBB yang digelar di New York ini merupakan salah satu sidang penting dalam sejarah karena baru keenam kalinya 15 negara anggota DK PBB menggelar sidang dengan langsung diwakili oleh kepala pemerintahan masing-masing.
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
2 hari lalu
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.