November, Infeksi Ebola Akan Capai 20 Ribu Kasus

Reporter

Editor

Rosalina ocha

Selasa, 23 September 2014 22:10 WIB

Warga berdiskusi mengenai perawatan untuk bocah yang diduga terinfeksi virus Ebola di Monrovia, Liberia, 19 Agustus 2014. Menurut warga, ibu dan adik Saah meninggal diduga karena Ebola sebelum keduanya menjalani tes. John Moore/Getty Images

TEMPO.CO, Jenewa - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan akan bahaya penyebaran virus ebola yang semakin masif. Jumlah kasus infeksi ebola akan meningkat tiga kali lipat menjadi 20 ribu pada November mendatang, dan bisa bertambah setiap minggunya jika tidak ada usaha signifikan untuk menghentikan wabah itu.

"Tanpa perbaikan drastis dalam tindakan pengendalian, jumlah kasus dan kematian akibat ebola diperkirakan akan terus meningkat dari ratusan sampai ribuan per minggu dalam beberapa bulan mendatang," kata WHO dalam penelitiannya, seperti dilansir New Delhi Television, Selasa, 23 September 2014.

Saat ini ebola telah mewabah di Afrika Barat hingga menewaskan lebih dari 2.800 jiwa dan menginfeksi lebih dari 5.800 lainnya. Namun penelitian WHO memperkirakan, jika tidak ada tindakan signifikan yang diambil, kemungkinan pada 2 November akan ada 5.925 kasus di Guinea, 9.939 kasus di Liberia, dan 5.063 kasus di Sierra Leone.

"Total untuk tiga negara itu saja akan melampaui 20 ribu kasus," kata sebuah penelitian WHO yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine hari ini. (Baca juga: WHO Butuh Dana Rp 11,9 Triliun untuk Lawan Ebola)

Dengan melonjaknya jumlah kasus infeksi, tingkat kematian juga diperkirakan bisa bertambah lebih tinggi. Saat ini tingkat kematian bagi pasien ebola mencapai 71 persen. "Kami melihat pertumbuhan eksponensial, dan kita perlu bertindak sekarang," ujar Christopher Dye, salah satu penulis sebuah penelitian yang dikerjakan bersama Imperial College di London. (Baca juga: Dua Pendiri Microsoft Ikut Lawan Ebola)

Menurut dia, jika epidemi ebola tidak dihentikan, akan terus berbalik dari bencana ke bencana. "Epidemi ebola juga bisa menjadi kegemparan selama beberapa bulan ke depan, bahkan beberapa tahun ke depan," tuturnya. Epidemi ebola pertama kali terjadi di Republik Demokratik Kongo pada 1976 yang menewaskan 280 orang.

Ebola adalah penyakit yang ditularkan oleh cairan tubuh, menyebabkan demam disertai pendarahan di beberapa bagian tubuh. Lebih dari setengah jumlah kasus ebola berakhir dengan kematian.

NDTV | ROSALINA

Terpopuler Dunia:
Gadis Ini Dipaksa Ibunya Tidur dengan 1.800 Pria
ISIS: Serangan Udara AS Tak Berguna
Wartawan ISIS Digaji Rp 18 Juta per Bulan
Razia Ebola di Sierra Leone Sukses Besar

Berita terkait

Tahun Baru 2024 di Gaza, Warga Palestina: Kami Ingin Hidup Seperti Manusia Lainnya

1 Januari 2024

Tahun Baru 2024 di Gaza, Warga Palestina: Kami Ingin Hidup Seperti Manusia Lainnya

Gaza memulai tahun baru 2024 dengan serangan Israel semalam yang menewaskan sedikitnya dua lusin orang

Baca Selengkapnya

Blokir Dua Bandara Tersibuk Amerika Serikat, Puluhan Demonstran Pro-Palestina Ditangkap

28 Desember 2023

Blokir Dua Bandara Tersibuk Amerika Serikat, Puluhan Demonstran Pro-Palestina Ditangkap

Pengunjuk rasa pro-Palestina memblokir lalu lintas di sekitar dua bandara Los Angeles dan Neww York, bandara tersibuk di Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

UNICEF: Serangan Israel di Gaza Membunuh dan Melukai Lebih dari 400 Anak Palestina Setiap Hari

25 Oktober 2023

UNICEF: Serangan Israel di Gaza Membunuh dan Melukai Lebih dari 400 Anak Palestina Setiap Hari

UNICEF mengatakan 2.360 anak-anak tewas, dan 5.364 lainnya terluka menyusul pemboman Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Tema Hari Kesehatan Sedunia 2023, Begini Tantangan WHO Setarakan Layanan Kesehatan

7 April 2023

Tema Hari Kesehatan Sedunia 2023, Begini Tantangan WHO Setarakan Layanan Kesehatan

Selalu diperingati pada 7 April, berdirinya World Health Organization diperingati jadi Hari Kesehatan Sedunia.

Baca Selengkapnya

Pasien Covid-19 Jakarta Naik 735 Orang

20 Juni 2022

Pasien Covid-19 Jakarta Naik 735 Orang

Pasien Covid-19 Jakarta naik lagi sebanyak 735 orang per kemarin.

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta Masuk Kategori Tidak Sehat, 27,4 Kali Pedoman WHO

20 Juni 2022

Kualitas Udara Jakarta Masuk Kategori Tidak Sehat, 27,4 Kali Pedoman WHO

Kualitas udara Jakarta masuk kategori tidak sehat karena konsentrasi PM2.5 saat ini 27,4 kali dari nilai pedoman WHO.

Baca Selengkapnya

Pasien Covid-19 Jakarta Hari Ini Bertambah 314 Orang

11 Juni 2022

Pasien Covid-19 Jakarta Hari Ini Bertambah 314 Orang

Pasien Covid-19 Jakarta hari ini bertambah 314 orang. Hasil ini didapati setelah melakukan tes PCR terhadap 8.057 spesimen.

Baca Selengkapnya

Pekan Kedua Juni, Vaksin Merah Putih Masuk Uji Klinis Fase Ketiga

31 Mei 2022

Pekan Kedua Juni, Vaksin Merah Putih Masuk Uji Klinis Fase Ketiga

Penny menjelaskan penyelesaian tahap uji coba fase ketiga Vaksin Merah Putih bisa lebih cepat dari perkiraan sebelumnnya.

Baca Selengkapnya

Wabah Demam Berdarah Maut Serang Irak, Penderita Tewas Kehabisan Darah

29 Mei 2022

Wabah Demam Berdarah Maut Serang Irak, Penderita Tewas Kehabisan Darah

WHO melaporkan Irak kini tengah menghadapi wabah demam berdarah Krimea-Kongo yang berdampak fatal, dapat menyebabkan penderita tewas kehabisan darah

Baca Selengkapnya

Kasus Hepatitis Akut: Dunia 170 Kasus 1 Meninggal, Indonesia 3 Kasus 3 Meninggal

5 Mei 2022

Kasus Hepatitis Akut: Dunia 170 Kasus 1 Meninggal, Indonesia 3 Kasus 3 Meninggal

World Health Organization atau WHO mempublikasikan penyakit hepatitis akut berat ini sebagai kejadian luar biasa atau KLB.

Baca Selengkapnya