TEMPO Interaktif, Kyoto: Para menteri luar negeri negara-negara Asia dan Eropa mendesak Korea Utaramelanjutkan dialog tentang senjata nuklir "tanpa syarat". Pernyataan bersama itu dikeluarkan setelah pertemuan para menteri luar negeri anggota ASEM (Asian Europe Meeting ke-7 di Kyoto, Jepang, Sabtu (7/5)."Para menteri (anggota ASEM) mendesak agar Korea Utara melanjutkan dialog enam pihak dan membuat keputusan strategis sehingga terlaksana denuklirisasi di Semenanjung Korea secara damai," demikian pernyataan pemimpin ASEM.Pernyataan dibacakan oleh Menteri Luar Negeri Jepang Nabutaka Machimura,dan didampingi Menteri Luar Negeri Indonesia Hassan Wirajuda, Menteri Luar Negeri Luksemburg Jean Asselborn, dan Benita Ferrero-Waldner (Uni Eropa).Pembicaraan terakhir enam negara (Amerika Serikat, Korea Selatan, Korea Utara, Korea Selatan, Jepang, dan Cina dilakukan terakhir kali hampir setahun lalu. Namun, pembicaraan di Cina itu tidak menghasilkan keputusan apapun.Krisis nuklir berawal pada Februari lalu, ketika Pyongyang mengklaim memiliki senjata nuklir. Mereka kini juga menyatakan sedang menyiapkan ujicoba senjata itu.Selain krisis nuklir, isu hubungan Jepang-Cina juga mendominasi pertemuan ASEM yang diikuti 13 negara Asia dan 25 negara Eropa itu. Menteri luar negeri dari kedua negara juga melakukan pertemuan khusus setelah pertemuan ASEM.Isu lainnya yang muncul adalah "sengketa" antara Uni Eropa dan Jepang, tentang rencana pencabutan embargo bagi Cina. Dalam isu ini, Jepang menentang rencana Uni Eropa karena menganggap Cina belum menyelesaikan sejumlah agenda demokratisasi.Namun, Uni Eropa menyatakan bahwa pencabutan embargo akan dibarengi dengan sejumlah klausul persyaratan. Menteri Luar Negeri Luksemburg Jean Asselborn yang kini mendapatkan giliran memimpin Uni Eropa menyebut persyaratan itu sebagai "code of conduct". Budi Setyarso (Kyoto)