Seorang anggota regu penyelamat menyetir kapal sementara para korban banjir menunggu giliran untuk diangkut ke wilayah yang kering, di Wazirabad, Pakistan, Ahad 7 September 2014. Hampir 300 warga tewas dalam musibah banjir di wilayah Paksitan dan India akibat hujan deras ini. REUTERS/Mani Rana
TEMPO.CO, Kashmir - Jumlah korban tewas dari hujan berat yang melanda Kashmir yang dikuasai India mencapai lebih dari 400 orang pada Selasa, 9 September 2014. Sedangkan ribuan orang masih terjebak di atap rumah mereka hingga menuai kritik tentang lambatnya penanganan banjir oleh pemerintah India dan Pakistan. (Baca: Ratusan Orang Tewas Akibat banjir Pakistan-India)
“Kerusakan ini mengejutkan,” kata seorang pejabat senior di Satuan Penanggulangan Bencana Nasional Idnia di New Delhi, seperti dikutip dari Reuters, Rabu, 10 September 2014. “Sejumlah warga terdampar di atap rumah mereka di beberapa wilayah Kashmir dalam tiga hari terakhir,” jelasnya. (Baca: Banjir India Bisa Picu Krisis Kemanusiaan)
Seorang pejabat yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan tidak ada peringatan yang dikeluarkan Kantor Layanan Cuaca. “Banjir bandang membuat kami terkejut,” tuturnya.
Memang, Departemen Meteorologi India telah memperingatkan adanya hujan lebat di wilayah Kashmir pada pekan lalu. Namun, Komisi Pusat Air, yang mengeluarkan peringatan banjir, tidak memperingatkan negara akan adanya ancaman banjir. Hal ini langsung mendapat kritik tajam dari sejumlah media India.
Sementara ratusan warga dilaporkan tewas, sekitar 47 ribu warga lainnya telah dievakuasi. Angkatan Udara India telah menurunkan lebih dari 550 ton bantuan dan 80 tim medis di sekolah-sekolah yang diubah menjadi pelayanan kesehatan darurat.