Relawan Yazidi berlatih memegang senjata di kamp pelatihan di pangkalan militer Serimli di Qamishli, timur laut perbatasan Suriah-Kurdistan, 16 Agustus 2014. Militan ISIS telah menyerang wilayah utara Irak dan membuat puluhan ribu warga Kristen dan minorits Yazidi mengungsi. REUTERS/Youssef Boudlal
TEMPO.CO, Anbar - Pasukan Irak mengaku kembali berhasil merebut bendungan penting di Irak yang sebelumnya dikuasai kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), yang kini menyebut diri sebagai Daulah Islamiyah (DI) atau Negara Islam.
Perebutan kembali Bendungan Haditha di Provinsi Anbar ini dibantu oleh serangan udara yang dilakukan militer Amerika Serikat. (Baca: Pasukan urdi Rebut Bendungan Mosul dari ISIS)
“Serangan udara tersebut sangat akurat, tidak ada kerusakan. Jika ISIS berhasil menguasai bendungan, banyak daerah di Irak akan terancam, termasuk Ibu Kota Bagdad,” kata pemimpin pasukan militer pemerintah di Irak barat, Ahmed Abu Risha, kepada Reuters, Ahad, 7 September 2014.
Menurut laporan AFP yang kemudian dikutip BBC, akibat serangan tersebut, kelompok militan ISIS kabur, meninggalkan senjata dan kendaraan mereka.
Tak hanya itu, militer juga berhasil merebut kembali wilayah Barwana yang berada di sebelah timur Haditha. Hal ini menandai pelebaran serangan udara AS, yang sebelumnya mendukung pasukan Kurdi di wilayah Irak utara guna merebut kembali Bendungan Mosul.