Investasi Infrastruktur, Fokus Jokowi di G20  

Senin, 1 September 2014 20:00 WIB

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (3 kiri depan) berfoto bersama Pemimpin G20 di Convention center Los Cabos, Mexico, Senin sore WS (18/6). ANTARA/HO-Rumgapres-Abror

TEMPO.CO, Jakarta - Pertemuan para pemimpin negara ekonomi maju dan berkembang yang tergabung dalam G20 bakal digelar November mendatang di Brisbane, Australia. Indonesia sebagai salah satu negara anggota direncanakan hadir dengan presiden yang baru terpilih, Joko Widodo.


Deputi Direktur Direktorat Pembangunan Ekonomi dan Lingkungan Kementerian Luar Negeri, Denny Abdi, mengatakan Indonesia akan memfokuskan advokasi isu peningkatan investasi infrastruktur. "G20 akan jadi tempat penting bagi presiden baru kami untuk memperkenalkan prioritasnya, yaitu infrastruktur dan pembangunan," katanya dalam konferensi pers, Ahad, 31 Agustus 2014 malam. (Baca: Apa saja Target Pertemuan G20 di Brisbane?)

Menurut dia, Indonesia terus menghimbau negara-negara G20 untuk mendorong pembiayaan infrastruktur karena proyek itu bisa membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Infrastruktur menjadi salah satu solusi karena infrastruktur adalah proyek pemerintah. Jadi, dari sisi kredibilitas, proyek infrastruktur itu lebih terjamin return-nya."

Hal itu seperti harapan Chris Kanter, Wakil Direktur Kamar Dagang Internasional Bidang Perdagangan dan Kerjasama Ekonomi Internasional. Pihaknya ingin realisasi investasi yang ditarik dari forum dilakukan dalam bidang infrastruktur. "Supaya rakyat lihat manfaatnya besar. Bukan hanya trade issue, aturan pajak, dan keuangan," kata pria, yang juga menjabat sebagai Direktur Grup Sigma Sembada ini. Menurut dia, besar target investasi infrastruktur ditetapkan oleh pemerintah.

Selain infrastruktur, Chris menyarankan ada pula pembicaraan soal peningkatan kapasitas. "Kami ingin isu investasi dan pembangunan kapasitas harus direalisasikan. Jika tidak, lebih sulit untuk negara berkembang untuk mengentaskan kemiskinan." (Lihat juga: ASEAN-Cina Perbarui Perjanjian Dagang).

Denny optimistis target prioritas ini bisa dicapai karena G20 dianggap sudah terbukti menjadi salah satu solusi ketika terjadi krisis seperti pada 1998 dan 2008. Alasan kedua, G20 dipandang sebagai forum yang tepat untuk agenda-setting melalui kelompok-kelompok kerjanya. Terakhir, G20 adalah tempat membangun kemitraan dan kerjasama.

G20 adalah himpunan pemimpin negara ekonomi maju dan berkembang utama dunia untuk mengatasi tantangan ekonomi global. Kelompok ini terdiri dari 19 negara ditambah Uni Eropa.

Anggotanya mewakili 85 persen produk domestik bruto dunia, lebih dari 75 persen skala perdagangan global, dan dua per tiga populasi dunia. Para pemimpin negara bertemu setiap tahun. Sementara para menteri keuangan dan gubernur bank sentral masing-masing bertemu beberapa kali dalam setahun.


ATMI PERTIWI



TERPOPULER
Curhat Jokowi: Dari Sinting, Ihram dan Prabowo
Manfaat Caci Maki Florence 'Ratu SPBU'
Ronaldinho Segera Main di ISL
Ibas Bantah Terima Uang dari Nazaruddin


Advertising
Advertising


Berita terkait

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

1 hari lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Korea Utara Kirim Utusan ke Iran, Apa yang Dibahas?

14 hari lalu

Korea Utara Kirim Utusan ke Iran, Apa yang Dibahas?

Korea Utara mengirim delegasi ke Iran utnuk pertama kalinya sejak 2019. Selain ekonomi, keduanya diperkirakan akan menjalin kerja sama militer.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

17 hari lalu

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, investasi untuk mewujudkan transisi energi sangatlah besar.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

6 Maret 2024

Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

Ekonom senior UI Faisal Basri menentang rencana penggunaan dana BOS untuk program makan siang gratis Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Prabowo: Indonesia Anggota G20 tapi Masih Ada Rakyat Hidup Susah

6 Maret 2024

Prabowo: Indonesia Anggota G20 tapi Masih Ada Rakyat Hidup Susah

Prabowo mengatakan, Indonesia yang merupakan anggota G20 negara dengan perekonomian terbesar dunia tidak boleh membiarkan ada rakyat hidup susah

Baca Selengkapnya

Prabowo: Indonesia Anggota G20, Jangan Sampai Rakyatnya Hidup Susah

6 Maret 2024

Prabowo: Indonesia Anggota G20, Jangan Sampai Rakyatnya Hidup Susah

Prabowo menilai pemerintah harus menjadi pemimpin yang melindungi rakyatnya.

Baca Selengkapnya

Jumlah Korban Tewas Konflik Israel-Palestina per 4 Maret 2024 Mencapai 31 Ribu Jiwa,

5 Maret 2024

Jumlah Korban Tewas Konflik Israel-Palestina per 4 Maret 2024 Mencapai 31 Ribu Jiwa,

Jumlah korban tewas akibat konflik Israel-Palestina melonjak tajam dalam kurun tiga bulan terakhir.

Baca Selengkapnya

Jokowi ke KTT ASEAN-Australia, Akan Dorong Kerja Sama Ekonomi, Transisi Energi dan Transformasi Digital

4 Maret 2024

Jokowi ke KTT ASEAN-Australia, Akan Dorong Kerja Sama Ekonomi, Transisi Energi dan Transformasi Digital

Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada pagi hari ini, Senin, 4 Maret 2024, bertolak ke Melbourne, Australia.

Baca Selengkapnya

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

3 Maret 2024

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

Menteri Keuangan Sri Mulyani menghabiskan sisa waktunya di So Paulo Brasil dengan mengunjungi museum dan pasar. Begini cerita perjalanannya.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Sekjen OECD, Bahas Akselerasi Keanggotaan Penuh Indonesia

2 Maret 2024

Sri Mulyani Bertemu Sekjen OECD, Bahas Akselerasi Keanggotaan Penuh Indonesia

Menteri Keuangan Sri Mulyani Bertemu dengan Sekretaris Jenderal Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) Mathias Cormann di So Paulo, Brasil.

Baca Selengkapnya