Seorang pendukung Tahir ul-Qadri, ulama Sufi dan pemimpin oposisi dari partai politik Pakistan Awami Tehreek, dalam aksi demo di Islamabad, Pakistan, Ahad 31 Agustus 2014. REUTERS/Zohra Bensemra
TEMPO.CO, Islamabad - Dalam dua hari, hampir 500 pendemo terluka setelah bentrok dengan polisi Pakistan. Mereka yang memaksa masuk ke sejumlah gedung pemerintahan, termasuk Kantor Perdana Menteri Nawaz Sharif, dihalau dengan semprotan gas air mata.
Menurut laporan Pakistan Observer hari ini, 1 September 2014, polisi menggunakan gas air mata yang sudah kedaluwarsa untuk membubarkan para pendemo yang berasal dari dua partai oposisi, yakni Tehreek-e-Insaf (PTI) dan Pakistan Awami Tehreek (PAT). Tak hanya melukai pendemo, gas air mata ini juga melukai para pekerja media. (Baca: Tuntut PM Mundur, Tiga Demostran Pakistan Tewas)
Gas air mata yang kedaluwarsa, yang setidaknya sudah berumur 7-8 tahun, dianggap lebih berbahaya. Semprotannya akan lebih cepat dan ampuh untuk memukul mundur para pendemo yang menuntut pengunduran diri PM Nawaz dari jabatannya karena dianggap melakukan korupsi dan kecurangan pemilu.
Sementara Nawaz menolak untuk mundur, pemimpin PTI Imran Khan dan pemimpin PAT Tahrir-ul-Qadri berkeras dengan tuntutannya dan tak akan bubar meski polisi dianggap bertindak kasar. Hingga Ahad, 31 Agustus 2014 siang, bentrokan ini sudah menewaskan tiga orang.