Cina dan Jepang Ketemu di Jakarta

Reporter

Editor

Jumat, 22 April 2005 18:41 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Momen Konferensi Asia Afrika di Jakarta dan Bandung menjadi penting bagi Cina dan Jepang yang kini sedang 'panas', gara-gara buku sejarah untuk sekolah di Jepang dianggap mengandung manipulasi. Dua negara itu akan mengadakan pertemuan bilateral. "Kami sedang mencari waktu yang tepat,"ujar Deputi Direktur Jenderal Urusan Asia dan Oseania Departemen Luar Negeri Jepang Shinichi Nishimiya, Jumat (22/4) di Jakarta Hilton Convention Center. Menurut Shinichi, pemimpin Jepang dan Cina sudah memiliki keinginan untuk bertemu di sela Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika di Jakarta. "Kalau tidak ada (keinginan), mana mungkin kami akan mencari waktu. Kedua pemimpin negara saat ini memiliki jadwal yang sangat ketat. Itu saja masalahnya,"ujarnya. Belum pasti, kapan pertemuan akan berlangsung. Mengenai isi pertemuan, Shinichi mengaku tidak mengetahui agenda yang akan dibicarakan. "Sepertinya tidak jauh dari hubungan (Cina-Jepang) akhir-akhir ini,"ujarnya. Jepang dan Cina dalam bidang ekonomi adalah mitra di bidnag industri, budaya, dan teknologi. Jepang dan Cina dalam tiga minggu terakhir terlibat percekcokan. Dalam versi Cina, hal ini diawali dengan penerbitan buku pelajaran sejarah di Jepang yang tidak memasukkan kekejaman Jepang selama Perang Dunia II. Masyarakat Cina, selain itu juga menolak Jepang masuk ke dalam anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang bakal diperluas. Akibat dari masalah itu, terjadi demonstrasi di Cina oleh masyarakat yang dilakukan secara besar-besaran. Beberapa pusat pelatihan Jepang di Cina ditimpuk dan dibakar. Jepang menuntut Cina minta maaf, namun Cina juga menuntut Jepang minta maaf atas penerbitan buku pelajaran tersebut. Hingga kini, dua pemimpin belum pernah bertemu dan menyampaikan permintaan maaf. Perdana Menteri Jepang Junichiro Koizumi dalam pidatonya di hadapan wakil dari 106 negara yang diantaranya terdiri dari 54 kepala negara, termasuk dua tuan rumah, Indonesia dan Afrika Selatan menyatakan minta maaf "Di masa lalu, Jepang telah menyebabkan kesengsaraan kepada bangsa Asia, dengan kebijakan kolonial dan agresinya. Dari hati terdalam, Jepang meminta maaf atas apa yang terjadi selama Perang Dunia II,"ujar Koizumi. Namun, menurut Shinichi, permintaan maaf itu bukanlah masalah karena ketegangan dengan Cina. "Itu (permintaan maaf) sudah kami lakukan berkali-kali dalam banyak pidato kenegaraan di event internasional,"katanya. Ia merujuk pada pernyataan Perdana Menteri Murayama tahun 1995. "Setiap ada kesempatan kami meminta maaf atas apa yang telah terjadi pada Perang Dunia II,"ujarnya.Ia membantah dikatakan pernyataan Koizumi sebagai "gerak tubuh" Jepang meminta maaf kepada Cina. "Itu logika yang salah. Sebab setiap ada kesempatan kami menyatakan permohonan maaf. Permintaan maaf yang kami lakukan bukan karena diminta pihak tertentu,"ujar Shinichi. Yophiandi

Berita terkait

Kilas Balik 69 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Dampaknya bagi Dunia

9 hari lalu

Kilas Balik 69 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Dampaknya bagi Dunia

Hari ini, 69 tahun silam atau tepatnya 18 April 1955, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Dosen Hubungan Internasional Unair: Indonesia Bisa Ajak Negara Peserta KAA untuk Tekan Israel

24 November 2023

Dosen Hubungan Internasional Unair: Indonesia Bisa Ajak Negara Peserta KAA untuk Tekan Israel

Rumah Sakit Indonesia di Gaza berada dalam kondisi luluh lantah akibat serangan oleh Israel, peristiwa tersebut pun turut direspon oleh Dosen HI Unair.

Baca Selengkapnya

Kunjungi Kedubes Palestina, Hasto PDIP: Hubungan Batin Bung Karno dan Megawati dengan Palestina Sangat Kuat

10 Oktober 2023

Kunjungi Kedubes Palestina, Hasto PDIP: Hubungan Batin Bung Karno dan Megawati dengan Palestina Sangat Kuat

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengunjungi Kedutaan Besar Palestina untuk menyatakan dukungan kepada Palestina.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Ajak Anggota PBB Bangkitkan Kepercayaan, Solidaritas Global

24 September 2023

Menlu Retno Ajak Anggota PBB Bangkitkan Kepercayaan, Solidaritas Global

Menlu Retno menyampaikan bahwa setiap negara memiliki hak yang sama untuk membangun dan tumbuh.

Baca Selengkapnya

Ridwan Kamil dan Atalia Praratya Berpisah dengan Gedung Pakuan Usai Purnatugas Gubernur Jawa Barat

9 September 2023

Ridwan Kamil dan Atalia Praratya Berpisah dengan Gedung Pakuan Usai Purnatugas Gubernur Jawa Barat

Masa jabtan Ridwan Kamil sebagai Gubernur Jawa Barat telah berakhir. Ia dan istrinya Atalia Praratya meninggalkan rumah dinas Gedung Pakuan.

Baca Selengkapnya

Delegasi 5 Negara Ramaikan Parade Asia Africa Festival di Bandung Hari ini

29 Juli 2023

Delegasi 5 Negara Ramaikan Parade Asia Africa Festival di Bandung Hari ini

Asia Africa Festival mengingatkan kembali peristiwa Konferensi Asia Afrika yang terjadi di Bandung pada 18-24 April 1955.

Baca Selengkapnya

Bandung Bakal Gelar Festival Asia Afrika Akhir Pekan ini, Museum Tutup Sementara

24 Juli 2023

Bandung Bakal Gelar Festival Asia Afrika Akhir Pekan ini, Museum Tutup Sementara

Festival Asia Afrika berupa karnaval atau parade di sepanjang jalan bersejarah di Kota Bandung itu terhenti tiga tahun selama karena pandemi.

Baca Selengkapnya

Profil Acil Bimbo, Kakek Aktris Adhisty Zara yang Sempat Larang Terjun di Dunia Hiburan

10 Juli 2023

Profil Acil Bimbo, Kakek Aktris Adhisty Zara yang Sempat Larang Terjun di Dunia Hiburan

Acil Bimbo pernah melarang cucunya, Adhisty Zara terjun di dunia hiburan. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Indonesia Pernah Punya Mendikbud Perempuan Artati Marzuki Sudirdjo, Ini profilnya

20 April 2023

Indonesia Pernah Punya Mendikbud Perempuan Artati Marzuki Sudirdjo, Ini profilnya

Artati Marzuki Sudirdjo menjadi perempuan pertama yang menjabat sebagai Mendikbud. Lantas, siapakah Artati sebenarnya?

Baca Selengkapnya

Kenapa Konferensi Asia Afrika Digelar 18-23 April 1955: Salah Satunya Sebelum Masuk Bulan Ramadan

18 April 2023

Kenapa Konferensi Asia Afrika Digelar 18-23 April 1955: Salah Satunya Sebelum Masuk Bulan Ramadan

Konferensi Asia Afrika, yang awalnya diprediksi 10 hari dipangkas separuhnya dan negara-negara sepakat supaya konferensi selesai pada 23 April 1955

Baca Selengkapnya