TEMPO Interaktif, Vatikan:Berbeda dengan pemilihan Paus-paus sebelumnya yang berlangsung rahasia dan hasilnya tak terduga, terpilihnya Ratzinger sudah diramalkan sebelumnya. Disebut-sebut, dari 115 Kardinal, 50 orang kemungkinan besar mendukung Ratzinger sebagai Paus. Seorang pejabat Vatikan yang telah bekerja dengannya selama bertahun-tahun juga yakin bahwa profesor di bidang teologi dogmatis dan sejarah dogma pada Universitas Regensburg, Jerman, itu akan terpilih dalam konklaf. "Saya sangat yakin Ratzinger akan menjadi paus yang baru," kata dia. Konklaf yang dimulai pukul 16:30 waktu setempat (pukul 21:30 WIB) tersebut dihadiri 115 Kardinal yang berumur kurang dari 80 tahun dari 52 negara. Kawasan dengan wakil terbesar adalah Eropa dengan 38 Kardinal disusul Amerika tengah dan Selatan (20 kardinal), Amerika Utara (14), Afrika (11), dan Oceania (2). Italia sendiri menempatkan 20 orang Kardinal sebagai wakilnya. Posisi Ratzinger juga diuntungkan oleh sistem di Vatikan yang memberikan peluang terbesar kepada kubu konservatif. Mantan pastur Australia, Paul Collins, mencontohkan, Vatikan sangat menguasai penunjukan uskup di berbagai negara. Menurut dia, Vatikan akan mengirimkan daftar pertanyaan secara rahasia kepada orang-orang yang mengetahui calon uskup yang dipilih melalui lingkaran konservatif. Hal ini jelas akan berpengaruh pada proses konklaf melalui isu kolegialitas (rekan kerja). Paus Benedict XVI, nama baru Kardinal Ratzinger, lahir di Jerman, pada 16 April 1927. Ia diangkat menjadi kardinal sejak 27 Juni 1977. Seperti Paus yang dia gantikan, Ratzinger memiliki pandangan yang konservatif mengenai isu-isu moral dan seksualitas. Dia misalnya, sangat menentang aborsi. Sebelumnya, Ratzinger memegang posisi sebagai pemimpin jemaat Vatikan untuk masalah doktrin keyakinan. Karena jabatannya itu, dia mendapat julukan sebagai 'alat pemaksa Paus'. Ratzinger juga dituduh berusaha membungkam suara-suara gereja yang tidak sepaham dengan pandangan Paus Yohanes Paulus II atau Vatikan. Ratzinger dikenal sebagai orang kepercayaan Paus Yohanes Paulus II dan dia disenangi oleh orang-orang yang ingin mempertahankan pandangan konservatif Paus Paulus II. afp/bbc/national catholic reporter/bloomberg/faisal/dp