WHO: Vaksin Ebola Baru Akan Siap Tahun Depan  

Reporter

Editor

Indah Pratiwi

Minggu, 10 Agustus 2014 09:02 WIB

Seorang petugas bekerja di laboratorium yang terdapat di sebuah tenda lokasi isolasi pasien virus Ebola di Guekedou, Guinea (1/4). Virus ini mampu membunuh penderitanya dengan cepat, yang dimulai dari gejala mirip demam diikuti gagal ginjal dan hati, seringkali pasien meninggal karena perdarahan luar dan internal. SEYLLOU/AFP/Getty Images

TEMPO.CO, Jenewa - Uji klinis terhadap vaksin untuk virus mematikan Ebola tengah dilakukan dan mungkin baru akan siap untuk digunakan secara luas pada awal tahun depan. Hal ini ditegaskan perwakilan Badan Kesehatan Dunia (WHO) setelah melakukan pertemuan maraton beberapa hari ini. "Saya pikir (ketersediaan vaksin pada 2014) itu realistis," kata Marie-Paule Kieny, asisten direktur jenderal badan kesehatan PBB itu.

Saat ini tidak ada obat atau vaksin yang tersedia untuk mengatasi Ebola, salah satu virus paling mematikan yang pernah ada. Tapi Kieny menyatakan optimistis vaksin ini akan tersedia pada 2015.

Sebelumnya, Jean-Marie Okwo Bele, pimpinan divisi vaksin di WHO, mengatakan perusahaan farmasi raksasa asal Inggris, GlaxoSmithKline, tampaknya akan memulai uji klinis terhadap vaksin tersebut bulan depan. Dia juga mengutarakan optimismenya tentang penyediaan vaksin secara komersial setelah uji klinis itu.

"Karena ini adalah keadaan darurat, kita bisa meletakkan prosedur darurat pada tempatnya, sehingga kita bisa menyediakan vaksin pada 2015," katanya kepada stasiun radio Prancis, RFI, Sabtu.

Kieny mengakui, bagaimana pun, vaksin itu tak akan diuji secara ketat sebagaimana vaksin dan obat-obatan lain. Targetnya, vaksin segera tersedia di pasar untuk membantu membendung epidemi, yang telah menewaskan hampir 1.000orang di Afrika Barat.

"Apakah diuji seperti vaksin lainnya? Tidak, sama sekali tidak. Itu tidak mungkin," katanya, sehari setelah WHO menyatakan ebola sebagai epidemi darurat kesehatan internasional, Jumat. "Kami berharap, karena keadaan darurat, vaksin ini tidak akan diperlakukan sebagai sembarang obat atau vaksin lainnya."

Beberapa vaksin dan obat ebola sedang diuji, antara lain, yang diproduksi oleh Mapp Biopharmaceutical di San Diego, Amerika Serikat. Dalam skala laboratorium, percobaan menunjukkan hasil yang menjanjikan terhadap monyet, dan mungkin efektif mengobati dua warga AS yang terjangkit virus itu di Afrika. Namun penggunaan obat eksperimental telah memicu perdebatan etis tentang apakah dibenarkan tim medis menggunakan obat-obatan yang belum teruji. Dan, jika dibenarkan, siapa yang harus diobati.






Advertising
Advertising





RFI | ABC NEWS | INDAH P.

Berita terkait

Tahun Baru 2024 di Gaza, Warga Palestina: Kami Ingin Hidup Seperti Manusia Lainnya

1 Januari 2024

Tahun Baru 2024 di Gaza, Warga Palestina: Kami Ingin Hidup Seperti Manusia Lainnya

Gaza memulai tahun baru 2024 dengan serangan Israel semalam yang menewaskan sedikitnya dua lusin orang

Baca Selengkapnya

Blokir Dua Bandara Tersibuk Amerika Serikat, Puluhan Demonstran Pro-Palestina Ditangkap

28 Desember 2023

Blokir Dua Bandara Tersibuk Amerika Serikat, Puluhan Demonstran Pro-Palestina Ditangkap

Pengunjuk rasa pro-Palestina memblokir lalu lintas di sekitar dua bandara Los Angeles dan Neww York, bandara tersibuk di Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

UNICEF: Serangan Israel di Gaza Membunuh dan Melukai Lebih dari 400 Anak Palestina Setiap Hari

25 Oktober 2023

UNICEF: Serangan Israel di Gaza Membunuh dan Melukai Lebih dari 400 Anak Palestina Setiap Hari

UNICEF mengatakan 2.360 anak-anak tewas, dan 5.364 lainnya terluka menyusul pemboman Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Tema Hari Kesehatan Sedunia 2023, Begini Tantangan WHO Setarakan Layanan Kesehatan

7 April 2023

Tema Hari Kesehatan Sedunia 2023, Begini Tantangan WHO Setarakan Layanan Kesehatan

Selalu diperingati pada 7 April, berdirinya World Health Organization diperingati jadi Hari Kesehatan Sedunia.

Baca Selengkapnya

Pasien Covid-19 Jakarta Naik 735 Orang

20 Juni 2022

Pasien Covid-19 Jakarta Naik 735 Orang

Pasien Covid-19 Jakarta naik lagi sebanyak 735 orang per kemarin.

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta Masuk Kategori Tidak Sehat, 27,4 Kali Pedoman WHO

20 Juni 2022

Kualitas Udara Jakarta Masuk Kategori Tidak Sehat, 27,4 Kali Pedoman WHO

Kualitas udara Jakarta masuk kategori tidak sehat karena konsentrasi PM2.5 saat ini 27,4 kali dari nilai pedoman WHO.

Baca Selengkapnya

Pasien Covid-19 Jakarta Hari Ini Bertambah 314 Orang

11 Juni 2022

Pasien Covid-19 Jakarta Hari Ini Bertambah 314 Orang

Pasien Covid-19 Jakarta hari ini bertambah 314 orang. Hasil ini didapati setelah melakukan tes PCR terhadap 8.057 spesimen.

Baca Selengkapnya

Pekan Kedua Juni, Vaksin Merah Putih Masuk Uji Klinis Fase Ketiga

31 Mei 2022

Pekan Kedua Juni, Vaksin Merah Putih Masuk Uji Klinis Fase Ketiga

Penny menjelaskan penyelesaian tahap uji coba fase ketiga Vaksin Merah Putih bisa lebih cepat dari perkiraan sebelumnnya.

Baca Selengkapnya

Wabah Demam Berdarah Maut Serang Irak, Penderita Tewas Kehabisan Darah

29 Mei 2022

Wabah Demam Berdarah Maut Serang Irak, Penderita Tewas Kehabisan Darah

WHO melaporkan Irak kini tengah menghadapi wabah demam berdarah Krimea-Kongo yang berdampak fatal, dapat menyebabkan penderita tewas kehabisan darah

Baca Selengkapnya

Kasus Hepatitis Akut: Dunia 170 Kasus 1 Meninggal, Indonesia 3 Kasus 3 Meninggal

5 Mei 2022

Kasus Hepatitis Akut: Dunia 170 Kasus 1 Meninggal, Indonesia 3 Kasus 3 Meninggal

World Health Organization atau WHO mempublikasikan penyakit hepatitis akut berat ini sebagai kejadian luar biasa atau KLB.

Baca Selengkapnya