TEMPO.CO, London - Sayeeda Warsi, muslim pertama yang menjadi anggota parlemen Inggris, mengundurkan diri dari posisinya, 6 Agustus 2014. Pengajuan mundur ini terkait dengan kebijakan pemerintah Inggris dalam menghadapi konflik di Gaza.
Dikutip dari BBC, Sayeeda Warsi tidak setuju dengan kebijakan Inggris yang mendukung dilakukannya gencatan senjata antara Israel dengan Hamas. Seperti dilansir Irish Times, Sayeeda Warsi mengatakan langkah pemerintah terhadap konflik di Gaza secara moral tidak dapat dipertahankan dan akan merugikan kepentingan nasional Inggris.
Di dalam surat pengunduran dirinya, Sayeeda Warsi menyatakan, "Kebijakan luar negeri Inggris untuk terlibat dalam usaha perdamaian di Timur Tengah, khususnya di Gaza, akan berdampak buruk terhadap reputasi Inggris di dunia internasional.”
Menanggapi pengunduran diri Sayeeda Warsi, Kanselir George Osborne mengatakan keputusan tersebut tidak perlu dilakukan karena Perdana Menteri Inggris telah berkomitmen untuk terus terlibat dalam upaya penciptaan perdamaian di Gaza.
"ini merupakan keputusan yang mengecewakan dan sangat tidak perlu terjadi. Pemerintah Inggris terus bekerja dengan negara lain untuk membawa perdamaian ke Gaza. Kita sekarang harus mendukung adanya gencatan senjata di Gaza" kata Osborne.
Juru bicara parlemen mengatakan bahwa perdana menteri David Cameron kecewa dengan keputusan Warsi. Cameron berterima kasih atas kontribusinya bagi pemerintah Inggris, baik selama menjadi menteri ataupun saat menjadi oposisi. Padahal, David Cameron sedang berusaha untuk melibatkan lebih banyak perempuan di dalam pemerintahan.
Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman
22 Juli 2017
Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman
Bocah perempuan berusia 5 tahun terisak di hadapan ayahnya, menceritakan dirinya didenda Rp 2,5 juta gara-gara berjualan minuman lemon di dekat rumahnya.