Petugas Palang Merah melihat dari jendela untuk mecari para korban serangan Israel ke Gaza selama gencatan sementara selama dua jam di Shijaiyah, Gaza (24/7). Pertempuran Hamas-Israel selama dua pekan lebih telah menewaskan 700 lebih warga Palestina. AP/Khalil Hamra
TEMPO.CO, Gaza - Serangan militer Israel semakin membabi buta. Setelah sebelumnya menyerang sejumlah rumah sakit di Gaza, kini tentara negara Yahudi itu menyerang sebuah sekolah yang dikelola Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Beit Hanoun, Jalur Gaza, Kamis, 24 Juli 2014. Setidaknya 15 orang tewas, kebanyakan anak-anak, dan sekitar 200 orang terluka. (Baca: Israel Serang Masjid, Sekolah, dan Rumah Sakit)
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon menyesalkan kejadian ini. Ban meminta kepada Israel dan Hamas untuk segera menghentikan konflik dan memulai dialog perdamaian. (Baca: PBB: Tindakan Israel Bisa Jadi Kejahatan Perang)
"Saya sangat terkejut dan menyesali kejadian di Beit Hanoun. Ini benar-benar tidak bisa diterima," kata Ban, saat menghadiri rapat di Kairo dengan Menteri Luar Negeri John Kerry.
Adapun juru bicara militer Israel, Letnan Kolonel Peter Lerner, mengatakan kerusakan di sekolah itu disebabkan oleh roket dari Hamas. "Kami tidak menyerang sekolah. Kami tidak merusak fasilitas PBB. Kami tidak menargetkan PBB," kata Lerner.
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Navi Pillay mengatakan Israel telah melakukan kejahatan perang di Gaza karena melakukan serangan tanpa pandang bulu.
Menurut laporan dari CBS, pihak sekolah mengaku menerima peringatan bahwa akan ada serangan dari pasukan Israel. Saat dimintai konfirmasi, militer Israel hanya mengatakan akan meninjau insiden itu lebih lanjut.
Memasuki pekan kedua agresi, sekitar 750 warga Palestina telah tewas akibat serangan tentara Israel. Adapun pihak Israel melaporkan jumlah korban tewas mencapai 32 orang akibat serangan Hamas.