Bocah amati karangan bunga yang diletakkan di luar kedutaan besar Belanda sebagai bentuk duka cita atas pesawat MH17 di Moskow, Rusia, 18 Juli 2014. (AP/Ivan Sekretarev)
TEMPO.CO, Moskow - Ratusan karangan bunga dan mainan anak-anak diletakkan di depan Kedutaan Besar Belanda di Moskow, Rusia, sebagai tanda penghormatan bagi korban MH17 yang jatuh tertembak misil pada Kamis, 17 Juli 2014. Warga ikut merasakan duka yang mendalam dari kerabat 298 penumpang pesawat milik maskapai Malaysia Airlines itu. (Baca: MH17 Jatuh, Ini Tuntutan Dubes Indonesia di PBB)
"Kami khawatir. Kami malu. Kami berduka," begitu tulisan yang ditinggalkan di lokasi. Selain tulisan, seorang bocah juga meninggalkan gambar pesawat yang hancur dengan tulisan, "Anak-anak tak seharusnya meninggal."Demikian dilaporkan CNN, Senin, 21 Juli 2014.
Sejumlah media berita Barat menyebutkan bahwa milisi pro-Rusia adalah dalang dari penembakan misil yang menghancurkan pesawat tersebut. Media lain bahkan menyebutkan bahwa Rusia terlibat dalam ketersediaan misil Buk yang digunakan kelompok separatis itu. (Baca: Cuma di Rusia, Tragedi MH17 Tak Heboh)
Namun Presiden Vladimir Putin membantah keterlibatan Rusia dalam serangan tersebut. Putin justru menjelaskan bahwa bentrok antara militer Ukraina dan milisi-lah yang harus disalahkan dalam tragedi itu.
Adapun dari pesan-pesan yang ditinggalkan itu, warga ingin Rusia tidak lepas tanggung jawab sebagai "penyebab" konflik yang terjadi di timur Ukraina itu. "Maafkan kami, tolonglah, jika kamu bisa. Maaf! Rusia, Moskow," bunyi pesan lainnya di depan kedutaan. (Baca: Menlu Uni Eropa Tengahi Konflik Ukraina)
Tragedi MH17 di timur Ukraina memang tidak terlalu "menghebohkan" Rusia. Surat kabar milik pemerintah, Rossiyskaya Gazeta, bahkan tidak menjadikan kecelakaan yang menewaskan semua penumpangnya itu sebagai berita utama. Menurut The Guardian, pemilihan berita ini dianggap aneh lantaran publik dunia mengaitkan kecelakaan MH17 dengan Rusia. RINDU P. HESTYA | CNN