Tokoh pendidikan muda Malala Yousafzai mengunggah foto dirinya dengan membawa kertas bertuliskan #Bring Back Our Girls, sebagai kampanye dukungan pembebasan 276 pelajar perempuan yang diculik oleh pasukan bersenjata kelompok Boko Haram di Nigeria pada April silam. Todaysparent.com
TEMPO.CO, Abuja – Pejuang kesetaraan hak mendapatkan pendidikan asal Pakistan, Malala Yousafzai, terbang ke Nigeria untuk menyuarakan dukungannya kepada ratusan pelajar perempuan yang diculik kelompok militan Boko Haram. "Saya berdiri di pihak mereka (para pelajar Nigeria)," kata Malala setibanya di Nigeria, seperti diberitakan BBC, Senin, 14 Juli 2014.
Kunjungan Malala ke Nigeria sekaligus memperingati usia remaja pemberani itu yang tepat 17 tahun pada Sabtu, 12 Juli 2014. Kunjungannya ini sebagai rangkaian kampanye untuk membebaskan lebih dari 200 pelajar perempuan Nigeria yang berada dalam genggaman Boko Haram sejak tiga bulan lalu.
Presiden Nigeria Goodluck Jonathan kemudian menerima Malala di Istana Kepresidenan. Selama 45 menit, mereka bertemu. "Presiden telah berjanji bahwa gadis-gadis itu akan segera kembali ke rumah,” kata Malala dalam konferensi pers setelah bertemu Goodluck, seperti dilaporkan Reuters.
Malala, yang menjadi sorotan dunia setelah bertahan akibat tembakan milisi Taliban, juga menyerukan agar Boko Haram menghentikan serangan dan melepaskan siswi yang berasal dari asrama sekolah di Provinsi Chibok. Ia menuturkan Islam adalah agama damai yang memungkinkan pendidikan bagi siapa saja, termasuk perempuan. (Baca: Penyanyi Ini Tawarkan Keperawanan ke Boko Haram)
Memang, Boko Haram, yang berarti “pendidikan Barat adalah dosa” menganggap siswi-sisiwi yang mereka culik tak sepantasnya mengenyam pendidikan. Sejak 14 April lalu, mereka diculik Boko Haram. Nigeria telah menerima bantuan dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Israel, dan negara lain untuk melacak jejak mereka. (Baca: Militer Temukan Lokasi Korban Penculikan Boko Haram)