TEMPO.CO, Pulau Mabul – Sebuah resor menyelam di Pulau Mabul, Malaysia, diserang sekelompok pria bersenjata. Seorang polisi tewas dan satu lainnya diculik dalam serangan yang terjadi pada Sabtu malam, 12 Juli 2014, ini.
Mengutip laporan Channel News Asia, serangan ini diyakini sebagai kelanjutan serangkaian penculikan yang terjadi di pulau yang terletak di tenggara Negara Bagian Sabah itu. (Baca: Turis Cina Diculik dari Resor Malaysia)
Identitas pelaku penyerangan belum diketahui. Namun, Kepala Keamanan Sabah Timur Abdul Rashid Harun menyatakan para pelaku “berasal dari negara tetangga”. Pernyataan ini diamini oleh petugas keamanan yang enggan disebut namanya. Ia menuturkan pelaku berasal dari Pulau Sulu, Filipina.
Abdul Rashid menambahkan, serangan yang menargetkan pos polisi penjaga resor tersebut dilakukan oleh enam-delapan pria bersenjata. Mereka mengenakan topeng hitam, kaus, serta celana militer.
Operasi pencarian masih terus dilakukan setelah para pelaku melarikan diri. “Mereka melarikan diri dengan perahu ke perairan negara tetangga. Kami telah meluncurkan operasi keamanan untuk melacak para penjahat itu,” kata Abdul Rashid.
Dalam akun Twitter-nya, mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menulis "Harapan yang menggunung". Setelah melalui jalan panjang, akhirnya koalisi oposisi dideklarasikan secara resmi dengan logo bertulisan "HARAPAN", yang huruf "A" keempat berupa anak panah Arjuna- tokoh dalam kisah epik Mahabarata. Dengan pilihan ini, metamorfosis Pakatan Rakyat, partai oposisi Malaysia, membayangkan pemilihan umum yang akan datang sebagai arena perang melawan Karna, yakni Barisan Nasional- partai berkuasa sekarang.