TBC Jadi Penyakit Mematikan Setelah AIDS  

Reporter

Editor

Rosalina ocha

Jumat, 4 Juli 2014 18:00 WIB

AP GRAPHIC

TEMPO.CO, Jenewa - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak lebih dari 30 negara, termasuk negara-negara maju, untuk mengenali bahaya lanjutan dari penyakit tuberkulosis dan diminta bersama memberantasnya pada 2050. (Baca: Jagalah Jarak Dengan Penderita TBC)

Meskipun tuberkulosis (TBC) adalah penyakit yang bisa dicegah dan disembuhkan, WHO merilis masih ada 155 ribu orang terinfeksi setiap tahunnya di 33 negara berkembang. Sebanyak 10 ribu orang di antaranya meninggal dunia.

Jumlah kasus TBC yang tercatat pada setiap tahun di beberapa negara, mulai Australia ke Prancis dan Jerman, lalu Selandia Baru ke Amerika Serikat, diperkirakan berjumlah seratus kasus per juta penduduk. WHO menggarisbawahi jutaan orang masih tak sadar telah terinfeksi bakteri basil tuberkulosis, yang dapat ditularkan melalui bersin.

"Jika Anda berbincang dengan masyarakat umum dari negara-negara ini, (mereka pikir) itu adalah penyakit masa lalu yang kini sudah tidak ada lagi," kata Marco Raviglione, Kepala Program Anti-Tuberkulosis WHO, seperti dilansir Asiaone, Jumat, 4 Juli 2014.

Menurut WHO, TBC menjangkiti 1,3 juta jiwa di seluruh dunia pada tahun lalu dan membuat TBC menjadi penyakit mematikan setelah AIDS, yang disebabkan oleh agen infeksi tunggal. (Baca: Menghadang Tebaran Kuman TBC yang Kian Mengancam)

Sebanyak 33 negara telah berhasil memerangi TBC karena relatif memiliki tingkat penderita tuberkulosis yang rendah bila dibandingkan dengan Cina, India, negara-negara Eropa Timur, dan Asia Tengah.

"Kami menghitung ada 33 negara yang berhasil mengendalikan TBC dengan jumlah kasus yang rendah dan memungkinkan mereka memberantas penyakit itu. Negara-negara itu harus menunjukkan kepada dunia bahwa kita bisa melakukannya," kata Raviglione kepada wartawan.

Masyarakat yang rentan terhadap penyakit ini adalah mereka yang berada di dalam penjara dan orang-orang dengan kekebalan tubuh yang rendah, termasuk penderita HIV, penderita kurang gizi, penderita diabetes, perokok, dan pecandu alkohol. Semua memiliki risiko tinggi terkena TB. Kekhawatiran utama WHO, mereka yang rentan terkena TBC adalah orang-orang yang kesulitan mendapat akses pelayanan kesehatan.

Raviglione mengatakan adanya "keputusan berani" dari para pemimpin negara bisa menekan jumlah kasus penderita TB pada 2035, dari angka seratus kasus per juta per tahun menjadi sepuluh kasus per juta per tahun. "Karena itu, pada 2050, kita bisa benar-benar menghapus penyakit tuberkulosis, yang berarti kurang dari satu kasus per juta orang setiap tahun," katanya.

ASIAONE | ROSALINA




Terpopuler
#AkhirnyaMilihJokowi Jadi Trending Topic Dunia
Mega Soal Rustri ke Prabowo: Apa yang Kau Cari?
Bintang Persib Tertipu Cewek Fiktif Rp 3,5 Miliar
ISIS Bersumpah Hancurkan Kabah Jika Kuasai Mekah










Advertising
Advertising

Berita terkait

Ciri-ciri Batuk TBC Menurut Dokter

24 hari lalu

Ciri-ciri Batuk TBC Menurut Dokter

Dokter menjelaskan batuk berkepanjangan selama dua minggu atau lebih adalah gejala utama TBC, waspadalah.

Baca Selengkapnya

Penyebab Target Elimisasi TBC Sulit Terealisasi pada 2030

26 hari lalu

Penyebab Target Elimisasi TBC Sulit Terealisasi pada 2030

Pasien TB mengalami siklus panjang dalam pengobatan. Sehingga target eliminasi TB pada 2030 sulit diwujudkan

Baca Selengkapnya

Percepat Target Eliminasi TBC 2030, Kemenko PMK Luku Pedoman Mitra Penanggulangan TBCncurkan Bu

26 hari lalu

Percepat Target Eliminasi TBC 2030, Kemenko PMK Luku Pedoman Mitra Penanggulangan TBCncurkan Bu

Indonesia merupakan negara dengan beban TBC tertinggi kedua di dunia setelah India dengan estimasi 969.000 kasus.

Baca Selengkapnya

USAID Bantu Berikan Terapi Pencegahan TBC di Indonesia

32 hari lalu

USAID Bantu Berikan Terapi Pencegahan TBC di Indonesia

USAID memberikan terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) kepada 145.070 orang di Indonesia, untuk mempercepat akses pengobatan preventif melawan TBC

Baca Selengkapnya

Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

33 hari lalu

Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

Anak penderita TBC harus menjalani pengobatan sampai tuntas agar bakteri penyebab infeksi bisa dibasmi sampai habis.

Baca Selengkapnya

Saran agar Penderita TBC Tak Menulari Rekan Kerja

34 hari lalu

Saran agar Penderita TBC Tak Menulari Rekan Kerja

Penderita TBC perlu bersikap disiplin agar tak menulari rekan kerja, seperti memakai masker dan ruangan kerja berventilasi baik.

Baca Selengkapnya

Stigmatisasi Penderita TBC Berdampak pada Kesehatan Mental

34 hari lalu

Stigmatisasi Penderita TBC Berdampak pada Kesehatan Mental

Penderita TBC rentan mengalami gangguan kesehatan mental karena kerap dikucilkan dari lingkungan sehingga butuh sistem pendukung.

Baca Selengkapnya

24 Maret Hari TBC Sedunia, Ini Sosok Ilmuwan Penemu Bakteri TBC

35 hari lalu

24 Maret Hari TBC Sedunia, Ini Sosok Ilmuwan Penemu Bakteri TBC

Ilmuwan Robert Koch adalah sosok yang berperan kunci dalam penemuan bakteri penyebab tuberkulosis alias TBC yang tak terpisahkan dari Hari TBC Sedunia

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Penemuan Kuman Tuberculosis Alias TBC oleh Robert Koch

36 hari lalu

Kilas Balik Penemuan Kuman Tuberculosis Alias TBC oleh Robert Koch

Bakteri penyebab TBC pertama kali ditemukan oleh Robert Koch. Pada saat itu, TBC membunuh satu dari setiap tujuh orang yang tinggal di Amerika Serikat dan Eropa.

Baca Selengkapnya

Robot AI Buatan Google dan Perusahaan India Mampu Deteksi Kanker hingga TBC

39 hari lalu

Robot AI Buatan Google dan Perusahaan India Mampu Deteksi Kanker hingga TBC

Google dan sebuah perusahaan India mengembangkan robot berbasis AI yang bisa mendeteksi penyakit dalam. Terobosan di bidang radiologi.

Baca Selengkapnya