TEMPO.CO, Tokyo – Surat kabar Jepang pada pekan ini dihiasi sebuah foto yang menampilkan seorang anggota parlemen yang membungkuk meminta maaf lantaran komentarnya kepada seorang wanita yang merupakan rekan anggota parlemennya. Komentar ini dianggap telah melecehkan kaum perempuan Jepang.
Dikutip dari laporan Associated Press, Selasa, 24 Juni 2014, Ayaka Shiomura (35 tahun) mendapat celaan saat ia berpidato di Majelis Metrolopitan Tokyo pada 18 Juni lalu.
Dalam pidatonya, ia mengatakan bahwa lingkungan bekerja Jepang sangat sulit bagi perempuan. Oleh sebab itu, ia menyatakan dukungan untuk masalaah persalinan, penundaan pernikahan, dan masalah lainnya.
Saat itulah sebuah komentar terlontar dari anggota parlemen laki-laki yang datang. “Anda-lah yang harus menikah terlebih dahulu,” kata komentar itu yang langsung disambut tawa yang lainnya. “Dia pasti single,” dan “Jangan-jangan Anda tidak bisa memiliki anak,” demikian komentar lainnya bergulir.
Memang, Shiomura diketahui belum menikah. Namun, komentar ini dianggap tak pantas hingga memicu reaksi keras publik yang menuntut hukuman bagi pembuat komentar.
Hingga akhirnya, anggota parlemen Akihiro Suzuki (51 tahun) muncul di hadapan publik pada Senin, 23 Juni 2014 untuk menyampaikan permintaan maaf atas komentarnya terhadap Shiomura. Dia mengatakan bahwa ia tidak bermaksud menghina. Ia hanya berharap Shiomura segera menikah mengingat tren perempuan Jepang yang sering menunda pernikahan dan memiliki sedikit anak.
Tak sampai di situ, Suzuki juga akhirnya mengundurkan diri dari Partai Liberal Demokrat yang dipimpin oleh Perdana Menteri Shinzo Abe.