Bubarkan Demo, Polisi Brasil Ditegur Amnesty  

Reporter

Kamis, 19 Juni 2014 10:40 WIB

Wanita berdiri di depan garis polisi anti huru hara saat demonstrasi menentang piala dunia di Belo Horizonte, Brasil, 12 Juni 2014. Para pengunjuk rasa bentrok dengan polisi di sebuah reli terhadap Piala Dunia, menuntut pelayanan publik yang lebih baik dan memprotes uang yang dihabiskan untuk turnamen sepak bola. (AP/Martin Meissner)

TEMPO.CO, Recife - Amnesty International dan kelompok HAM lainnya mengkritisi tindakan polisi Brasil saat membubarkan demonstran selama Piala Dunia 2014 berlangsung. Dikutip dari The Guardian, Rabu, 18 Juni 2014, mereka menilai, polisi telah menyalahgunakan kekuatannya untuk mengusir pendemo yang menolak pembangunan Novo Recife di Kota Recife.

Para pendemo yang membuat gerakan Ocupe Estelita ini mencoba untuk melakukan negosiasi dengan pemerintah. Mereka tidak setuju tentang rencana pemerintah untuk membangun gedung pencakar langit di daerah wisata lokal yang penting itu. Mereka mengadakan lokakarya dan konser untuk menampung dukungan dari warga. Namun, mereka justru diserang oleh polisi. (Baca: Polisi Brasil Tangkap 14 Pendemo Anti-Piala Dunia)

Amnesty menganggap polisi Brasil menggunakan dan kekuasaannya secara berlebihan untuk membubarkan pendemo. Selasa pagi kemarin, beberapa orang terluka karena ditembaki peluru karet dan gas air mata saat mereka tidur di dalam tenda. (Baca: Polisi Brasil-Demonstran Anti-Piala Dunia Bentrok)

"Kami dibangunkan oleh polisi dan mereka menggunakan gas air mata. Kami disuruh mengemasi barang-barang dan pergi. Jika terlalu lama berkemas, kami disemprot dengan gas air mata," kata seorang pendemo.

Amnesty menjelaskan polisi menggunakan kekerasan yang berlebihan dan melanggar perjanjian untuk melakukan penggusuran pendemo dari tenda yang harusnya diberi waktu hingga 48 jam. Amnesty akan melakukan penyelidikan langsung dari pelanggaran yang dilakukan oleh polisi militer dan memulai kembali negosiasi dengan peserta demo.

Racife adalah tuan rumah Piala Dunia untuk lima pertandingan, termasuk Italia lawan Kosta Rika, Kroasia vs Meksiko, dan Amerika Serikat vs Jerman. Meskipun demo di Racife tidak ada hubungannya dengan Piala Dunia, tapi para pendemo tetap menyinggung pemerintah dan FIFA.

"FIFA mempromosikan Brasil, kota yang keras dan tidak demokratis. Banyak orang diusir dan diberi sedikit kompensasi untuk jalan dan proyek Piala Dunia. Ini adalah cara untuk mencuri warisan budaya kami. Kami akan memerangi hal itu," kata Lucas Alves dari organisasi hak kebudayaan dan sosial, NGO Direitos Urbanos.

RINDU P. HESTYA | THE GUARDIAN

Berita Lain:
Berjemur Telanjang, Wanita Ini Sebabkan Kemacetan
Bayi Merokok di Cina Undang Kemarahan Global
Kapal TKI Karam di Malaysia, Puluhan Orang Hilang

Berita terkait

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

19 jam lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Aktivis Palestina Meninggal karena Kanker, 38 Tahun Mendekam di Penjara Israel

24 hari lalu

Aktivis Palestina Meninggal karena Kanker, 38 Tahun Mendekam di Penjara Israel

Walid Daqqah, seorang novelis dan aktivis Palestina yang menghabiskan 38 tahun di penjara Israel, meninggal pada Minggu karena kanker

Baca Selengkapnya

Amnesty International Minta Pembentukan TGPF Usut Penyiksaan Warga Sipil oleh TNI di Papua

39 hari lalu

Amnesty International Minta Pembentukan TGPF Usut Penyiksaan Warga Sipil oleh TNI di Papua

Amnesty International menilai penyiksaan kejam oleh prajurit TNI terhadap warga sipil di Papua merusak naluri keadilan dan mengandung rasisme.

Baca Selengkapnya

Respons Amnesty Internasional, Imparsial, Komnas HAM soal Anggota TNI Aniaya Warga Papua

40 hari lalu

Respons Amnesty Internasional, Imparsial, Komnas HAM soal Anggota TNI Aniaya Warga Papua

Warga Papua yang diduga anggota TPNPB-OPM itu bernama Definus Kogoya. Kejadian penganiayaan dilakukan di wilayah Kabupaten Puncak.

Baca Selengkapnya

Sengkarut 'Penggusuran' Warga di IKN, Ini Kata NGO dan OIKN

42 hari lalu

Sengkarut 'Penggusuran' Warga di IKN, Ini Kata NGO dan OIKN

Surat yang minta Warga Pemaluan di kawasan IKN membongkar rumah mereka menjadi sorotan. OIKN berjanji bedah rumah warga yang tak sesuai master plan.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Soroti Respons Delegasi Indonesia Kerdilkan Fakta dan Kondisi HAM di Sidang PBB

45 hari lalu

Amnesty International Soroti Respons Delegasi Indonesia Kerdilkan Fakta dan Kondisi HAM di Sidang PBB

Amnesty International Indonesia mencatat, dari Januari 2018-Mei 2023, tercatat sekitar 65 kasus pembunuhan di luar hukum dengan 106 korban.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Desak Otorita IKN Stop Mengancam Hak atas Tempat Tinggal Warga Sepaku

48 hari lalu

Amnesty International Desak Otorita IKN Stop Mengancam Hak atas Tempat Tinggal Warga Sepaku

Amnesty International Indonesia mendesak pemerintah dan Otorita IKN menghentikan ancaman terhadap hak atas tempat tinggal warga Sepaku.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Catat 16 Kasus Intimidasi Sepanjang Pemilu 2024

23 Februari 2024

Amnesty International Catat 16 Kasus Intimidasi Sepanjang Pemilu 2024

Sejak masa kampanye Pemilu 2024 hingga sehari jelang 14 Februari, paling tidak ada 16 kasus intimidasi yang menyasar setidaknya 34 korban.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Perintahkan Belanda Hentikan Pengiriman Suku Cadang F-35 ke Israel

12 Februari 2024

Pengadilan Perintahkan Belanda Hentikan Pengiriman Suku Cadang F-35 ke Israel

Pengadilan Belanda mencatat adanya risiko suku cadang tersebut digunakan Israel dalam 'pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional'

Baca Selengkapnya

Iran Eksekusi Mati Demonstran Mahsa Amini, Dituduh Tabrak Polisi Hingga Tewas

23 Januari 2024

Iran Eksekusi Mati Demonstran Mahsa Amini, Dituduh Tabrak Polisi Hingga Tewas

Iran mengeksekusi mati Mohammad Ghobadlou, 23 tahun, seorang demonstran protes Mahsa Amini atas tuduhan pembunuhan polisi

Baca Selengkapnya