Relawan mendaftarkan namanya pada Angkatan Darat Irak untuk melawan militan Sunni, di Baghdad, Irak, 13 Juni 2014. REUTERS/Ahmed Saad
TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Warga Malaysia yang bekerja di satu pabrik di Pahang menjadi pelaku bom bunuh diri pada 26 Mei lalu di markas tentara Irak di al-Anbar yang menewaskan 25 pasukan Irak. Ahmad Tarmimi Maliki, 26 tahun, pelaku bom bunuh diri, juga tewas dalam peristiwa itu.
Ahmad menjadi warga Malaysia pertama yang melakukan aksi bom bunuh diri di luar negeri.
Menurut The Straits Times, Ahad, 15 Juni 2014, Ahmad merupakan anggota jaringan milisi radikal Irak, ISIL (Islamic State of Iraq and the Levant). Ia dilatih oleh para milisi di Port Dickson, Negeri Sembilan, tahun lalu, sebelum berangkat ke Irak.
Informasi ini terungkap setelah terjadi aksi menumpas para milisi di Malaysia. Polisi mengklaim telah menanggap tiga orang pada Jumat, 13 Juni lalu. Termasuk seorang pemimpin senior yang dilatih oleh kelompok ekstrimis Abu Sayyaf di Filipina.
Sebelumnya pada April lalu, polisi telah meringkus sebelas orang yang diduga merancang pengiriman sejumlah orang untuk bertempur di Suriah. Mereka akan diberangkatkan sebagai pekerja kemanusiaan. Aparat Malaysia juga telah mendakwa empat warganya, tiga pria dan satu ibu rumah tangga, yang mengkampanyekan dukungan kepada aksi terorisme di Suriah.
Dalam akun Twitter-nya, mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menulis "Harapan yang menggunung". Setelah melalui jalan panjang, akhirnya koalisi oposisi dideklarasikan secara resmi dengan logo bertulisan "HARAPAN", yang huruf "A" keempat berupa anak panah Arjuna- tokoh dalam kisah epik Mahabarata. Dengan pilihan ini, metamorfosis Pakatan Rakyat, partai oposisi Malaysia, membayangkan pemilihan umum yang akan datang sebagai arena perang melawan Karna, yakni Barisan Nasional- partai berkuasa sekarang.