September, Pemerintah Sementara Thailand Dibentuk  

Reporter

Editor

Rosalina ocha

Jumat, 13 Juni 2014 18:04 WIB

Seorang pengunjuk rasa ditahan oleh tentara Thailand selama demonstrasi anti-kudeta di Monumen Kemenangan di Bangkok, Thailand (24/5). Junta militer Thailand juga melengserkan kepala polisi dan menonaktifikan kantor perdana menteri. AP/Wason Wanichakorn

TEMPO.CO, Bangkok - Pemimpin junta militer Thailand mengatakan pemerintahan sementara akan dibentuk pada September mendatang. Ini merupakan waktu yang paling mungkin untuk melakukan transfer kekuasaan setelah berada di bawah kudeta militer bulan lalu.

Komandan Angkatan Darat Jenderal Prayuth Chan-ocha menuturkan butuh waktu lebih dari satu tahun untuk menyelenggarakan pemilihan umum yang baru karena proses perdamaian dan reformasi harus dicapai terlebih dahulu.

Konstitusi dan pemerintahan sementara, ujar dia, akan dibentuk dalam waktu tiga bulan ke depan. (Baca: Darurat Militer, Hotel-hotel di Thailand Merugi)

“Pemerintah kemungkinan akan dibentuk pada Agustus atau awal September,” kata Prayuth dalam pertemuan di hadapan pegawai pemerintahan, seperti dilansir The Daily Star, Jumat, 13 Juni 2014. “Saat kita sudah membentuk sebuah pemerintahan, kita akan bergerak maju. Lalu, dewan reformasi dapat mulai berjalan."

Dewan reformasi bertugas melembagakan reformasi politik di negara yang sangat terpecah, termasuk mengatasi konflik berkepanjangan dengan pihak oposisi.

Militer mengambil alih kekuasaan pada 22 Mei lalu melalui kudeta tak berdarah setelah unjuk rasa menggulingkan pemerintah yang dipilih oleh mayoritas pemilih tiga tahun lalu. Prayuth mengaku kudeta tersebut merupakan sebuah tindakan yang diperlukan untuk memulihkan ketertiban setelah enam bulan unjuk rasa anti-pemerintah dan gejolak politik yang menewaskan 28 orang dan melumpuhkan pemerintahan.

Sejak mengambil alih kekuasaan, militer Thailand membawa perjuangan para pengunjuk rasa anti-pemerintah dengan memetakan agenda untuk merumuskan kembali konstitusi dan lembaga reformasi politik sebelum pemilu digelar. (Baca: Junta Thailand Buka Layanan Pangkas Rambut Gratis)

Kemarin, pengadilan militer memperpanjang penahanan aktivis terkemuka Sombat Boonngamanong selama 12 hari. Dia ditangkap pada 5 Juni lalu. Di bawah hukum militer, dirinya dijatuhi hukuman 14 tahun penjara dengan tuduhan menghasut kerusuhan, melanggar undang-undang Internet, dan menentang pemerintah.

Sombat mempelopori kampanye di dunia maya dengan menyerukan kepada orang-orang untuk melakukan penghormatan tiga jari yang populer lewat film The Hunger Games dengan tujuan menentang kudeta militer. (baca: Junta Thailand Larang Salam ala Hunger Games)

THE DAILY STAR | ROSALINA



Berita Lain:
2 Aktivis Myanmar Dilarang Pulang ke Tanah Airnya
Menlu RI Bertemu Duta Pengungsi PBB Angelina Jolie
Piala Dunia, Meksiko Vs Kamerun Terancam Aksi Demo







Advertising
Advertising

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya