TEMPO.CO, Bangkok – Kudeta militer yang dilakukan Thailand mendapat dukungan dari pemerintah Cina dan Vietnam. Demikian pernyataan seorang juru bicara militer Thailand, Rabu, 4 Juni 2014, meski sejumlah pemerintah asing telah menyuarakan ketidaksetujuan terhadap kudeta ini.
“Duta Besar Cina dan Vietnam untuk Thailand bertemu dengan Panglima Tertinggi Jenderal Thanasak Patimaprakorn kemarin (Selasa, 3 Juni 2014),” kata juru bicara Dewan Nasional Militer untuk Perdamaian dan Ketertiban, Yongyuth Mayalarp, kepada wartawan, seperti dikutip Reuters.
Dalam pertemuan ini, kata Mayalarp, mereka juga meyakinkan bahwa mereka masih memiliki hubungan baik dengan Thailand dan berharap situasi ini akan kembali normal secepatnya.
Tak hanya Cina dan Vietnam, Kementerian Luar Negeri Myanmar menyatakan bahwa pihaknya mengakui penguasa militer yang kini memegang tampuk pemerintahan Thailand.
“Thailand adalah negara yang berdaulat. Pemerintahan militer juga telah disahkan raja mereka,” kata Aung Linn, seorang direktur jenderal di Kementerian Urusan Luar Negeri Myanmar kepada Reuters. (Baca: Raja Thailand Melantik Jenderal Prayuth)
Kudeta Thailand membuat hubungan Negeri Gajah Putih dengan Amerika Serikat dan Australia menjadi renggang. AS telah membatalkan program pelatihan militer dengan Thailand sehari setelah Thailand mengumumkan kudetanya pada 22 Mei lalu.
Australia juga telah menurunkan hubungannya dengan Thailand pada Sabtu, 31 Mei 2014, dengan memberlakukan larangan perjalanan bagi para pemimpin junta ke Australia dan juga membatalkan kerja sama pertahanan keduanya. (Baca: Australia Turunkan Level Hubungan dengan Thailand)
ANINGTIAS JATMIKA | REUTERS
Terpopuler
Putri Jepang Lepas Gelar Demi Nikahi Pria Biasa
Kuburan 796 Anak Ditemukan di Septic Tank Gereja
Yakuza Rekrut Anggota Secara Online
Berita terkait
Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina
18 November 2018
Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.
Baca Selengkapnya110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini
26 Oktober 2017
Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.
Baca SelengkapnyaThaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand
30 Agustus 2017
Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.
Baca SelengkapnyaYingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya
27 Agustus 2017
Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.
Baca SelengkapnyaHebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand
11 Agustus 2017
Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat
Baca SelengkapnyaUU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun
20 Juli 2017
Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.
Baca SelengkapnyaHina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun
11 Juni 2017
Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.
Baca SelengkapnyaKarena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook
16 Mei 2017
Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn
Baca SelengkapnyaFB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato
11 Mei 2017
FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.
Baca SelengkapnyaAnggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi
28 April 2017
Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.
Baca Selengkapnya