Sebuah gereja Katolik St Rita di desa Malali, setelah hancur oleh ledakan bom bunuh diri yang menabrakan kendaraannya yang dikemas dengan bahan peledak, di kota utara Nigeria Kaduna, (28-10). REUTERS/Stringer)
TEMPO.CO, Attangara – Sejumlah pria bersenjata menembaki acara kebaktian di sebuah gereja di desa terpenccil di timur laut Nigeria pada Ahad, 1 Juni 2014. Sontak saja para jemaat gereja langsung melarikan diri dengan lompat dari jendela dan bersembunyi di semak-semak.
Menurut laporan Reuters, serangan di Gereja Attangara di perbukitan Gwoza ini menewaskan setidaknya sembilan orang, termasuk para penyerang. (Baca: Bom di Nigeria Targetkan Stadion Sepak Bola)
“Kami sedang melakukan pelayanan saat tiba-tiba suara tembakan meletus dan semua orang langsung melarikan diri,” kata Yohana Matha, seorang jemaat gereja ini. Ia menuturkan para penyerang yang terdiri atas lebih dari sepuluh orang ini mengendarai sepeda motor dan sebuah mobil.
Menurut pernyataan Matha, beberapa warga setempat berhasil mengejar para penyerang. Sekitar empat penyerang tewas dan tiga di antaranya ditangkap.
Belum ada konfirmasi mengenai pelaku penyerangan. Namun, perbukitan Gwoza diketahui merupakan benteng utama militan Boko Haram yang semakin meningkatkan kampanyenya belakangan ini, termasuk melakukan penculikan terhadap ratusan siswi dari sekolah asrama di Chibook. (Baca: Ini Tuntutan Boko Haram Agar 200 Siswa Dibebaskan)
Istri seorang pendeta di Nigeria menjadi pemenang dalam kontes ratu kecantikan negara itu. Selain parasnya menawan, kemampuan intelektualitasnya juga dikagumi.
Perkawinan mubalig Nigeria dengan lebih dari seratus perempuan menghasilkan 203 anak. Mubalig ini dikabarkan meninggal akhir pekan lalu pada usia 93 tahun.