Rakyat Spanyol Tuntut Referendum  

Reporter

Editor

Indah Pratiwi

Selasa, 3 Juni 2014 10:32 WIB

Raja Juan Carlos (kiri) menyerahkan surat pelepasan tahta kepada Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy di Istana Zarzuela, Madrid (2/6). Juan Carlos telah menduduki tahta selama 39 tahun sejak 1975. AP /Spanish Royal Palace

TEMPO.CO, Madrid - Puluhan ribu orang dari lebih 60 kota di Spanyol turun ke jalan pada Senin malam, 2 Juni 2014, untuk menuntut referendum mengenai masa depan monarki. Langkah ini dilakukan setelah Raja Juan Carlos mengumumkan rencananya untuk turun tahta dan menyerahkan kekuasaan kepada putranya, Pangeran Felipe.

Polisi memperkirakan lebih dari 20 ribu orang turun ke Alun-alun Puerta del Sol Madrid dan ribuan lainnya di Alun-alun Catalunya Barcelona. Unjuk rasa juga dilakukan di 30 kota di seluruh Eropa dan Amerika Latin.

Seruan untuk referendum juga didukung oleh beberapa petisi online. Hanya beberapa jam setelah pengumuman Raja, petisi telah ditandatangani oleh 113 ribu orang. Petisi mendesak partai politik Spanyol untuk memanfaatkan "kesempatan historis untuk mempromosikan debat publik yang akan membantu regenerasi demokrasi dan menentukan masa depan monarki."

Juan Carlos mengatakan ia mulai mempertimbangkan untuk mundur setelah ulang tahunnya yang ke-76 pada bulan Januari. Tentang anaknya, Felipe, dia meyakinkan rakyat Spanyol bahwa putra bungsunya itu "memiliki kematangan, kesiapan, dan rasa tanggung jawab yang diperlukan untuk mengambil gelar kepala negara dan memulai era harapan baru yang menggabungkan pengalaman dan semangat generasi baru." (Baca:Sebab Raja Spanyol Turun Takhta)

Merupakan salah satu raja yang paling populer di dunia, pemerintahan Juan Carlos belakangan digoyang oleh serangkaian skandal yang membuat popularitasnya jatuh. Sebuah jajak pendapat oleh El Mundo tahun lalu menyebutkan hampir dua pertiga rakyat Spanyol menyarankan Raja untuk turun tahta.

Mengambil tahta hanya dua hari setelah kematian Franco pada tahun 1975, Juan Carlos memenangkan simpati publik Spanyol dengan mengarahkan negara dari kediktatoran menuju demokrasi, termasuk menggagalkan upaya kudeta pada tahun 1981. Namun saat Spanyol jatuh ke dalam krisis keuangan, popularitas raja tenggelam. Apalagi setelah terungkap dia melakukan pesiar mewah ke Botswana untuk berburu gajah, hanya beberapa minggu setelah memberitahu wartawan bahwa ia begitu putus asa tentang tingginya angka pengangguran hingga ia mengalami susah tidur.

Citra Istana makin ternoda oleh penyelidikan korupsi atas Putri Cristina dan suaminya, Iñaki Urdangarin. Sebagian rakyat, terutama kaum muda Spanyol, mulai melihat raja sebagai bagian dari masalah Spanyol.

Media Spanyol berspekulasi bahwa pengumuman mundurnya Juan Carlos dilakukan menyusul hasil pemilu Eropa pekan lalu. Dalam pemilu itu, partai-partai anti-monarki memperoleh 20 persen suara. Partai-partai itulah yang selama ini lantang menyuarakan referendum.

Salah satu yang mengejutkan adalah kemenangan partai sayap kiri pendatang baru, Podemos, yang meraih lima kursi. Cayo Lara, yang memimpin koalisi Kiri, mengatakan itu adalah momen bagi rakyat untuk memutuskan apakah mereka ingin monarki atau republik. "Sungguh tak terbayangkan di abad ke-21 ini kita masih berbicara tentang hak darah untuk memerintah," katanya.

TELEGRAPH | INDAH P



Terpopuler:
Penggal Kepala Kucing, Gadis Cina Ini Dicaci
Seminggu Dibajak, Tanker Thailand Dibebaskan
Snowden Klaim Ajukan Suaka ke Brasil




Advertising
Advertising

Berita terkait

Pengadilan Spanyol Minta 2 Tokoh Kemerdekaan Catalonia Ditahan

17 Oktober 2017

Pengadilan Spanyol Minta 2 Tokoh Kemerdekaan Catalonia Ditahan

Pengadilan Spanyol memerintahkan 2 tokoh organisasi terbesar pendukung kemerdekaan Catalonia ditahan tanpa jaminan.

Baca Selengkapnya

Spanyol Ultimatum Catalonia Batalkan Kemerdekaan Dalam 8 Hari

12 Oktober 2017

Spanyol Ultimatum Catalonia Batalkan Kemerdekaan Dalam 8 Hari

Perdana Menteri Spanyol, Mariano Rajoy mengultimatum pemerintah Catalonia membatalkan kemerdekaannya dalam tempo 8 hari.

Baca Selengkapnya

Catalonia Batal Merdeka, Pilih Berdialog dengan Spanyol

11 Oktober 2017

Catalonia Batal Merdeka, Pilih Berdialog dengan Spanyol

Catalonia batal merdeka dari Spanyol, Carles Puigdemont memilih berdialog dengan Madrid.

Baca Selengkapnya

Begini Mahkamah Agung Hadang Catalonia Merdeka dari Spanyol

6 Oktober 2017

Begini Mahkamah Agung Hadang Catalonia Merdeka dari Spanyol

Mahkamah Konstitusi Spanyol memerintahkan penangguhan rapat parlemen Catalonia untuk menghadang kemerdekaan sepihak.

Baca Selengkapnya

Raja Spanyol Tuding Pemimpin Catalonia Hama Demokrasi

4 Oktober 2017

Raja Spanyol Tuding Pemimpin Catalonia Hama Demokrasi

Raja Spanyol tuding pemimpin Catalonia sebagai hama yang menggerogoti prinsip demokrasi.

Baca Selengkapnya

Ditolak Spanyol, Catalonia Tetap Deklarasikan Kemerdekaan

3 Oktober 2017

Ditolak Spanyol, Catalonia Tetap Deklarasikan Kemerdekaan

Pemimpin Catalonia, Carles?Puigdemont?menegaskan dirinya akan mendeklarasikan Catalonia secara sepihak jika Spanyol menolak hasil referendum.

Baca Selengkapnya

Perkenalkan, Carles Puigdemont Tokoh Kunci Kemerdekaan Catalonia

2 Oktober 2017

Perkenalkan, Carles Puigdemont Tokoh Kunci Kemerdekaan Catalonia

Carles Puigdemont merupakan tokoh kunci kemerdekaan Catalonia dari Spantyol.

Baca Selengkapnya

3 Alasan Utama Catalonia Merdeka dari Spanyol

2 Oktober 2017

3 Alasan Utama Catalonia Merdeka dari Spanyol

Catalonia?adalah salah satu daerah terkaya di Spanyol, menyumbang 18,8 persen GDP Spanyol, dibandingkan dengan 17,6 persen dari Madrid.

Baca Selengkapnya

Catalonia, Bergabung dengan Spanyol, Ditekan Militer, dan Merdeka

2 Oktober 2017

Catalonia, Bergabung dengan Spanyol, Ditekan Militer, dan Merdeka

Di bawah pemerintahan militer Spanyol, Franciscus Franco, budaya dan identitas Catalonia ditekan dan simbol-simbonya dilarang di publik.

Baca Selengkapnya

Catalonia, Bergabung dengan Spanyol, Ditekan Militer, dan Merdeka

2 Oktober 2017

Catalonia, Bergabung dengan Spanyol, Ditekan Militer, dan Merdeka

Di bawah pemerintahan militer Spanyol, Franciscus Franco, budaya dan identitas Catalonia ditekan dan simbol-simbonya dilarang di publik.

Baca Selengkapnya