TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia menyampaikan protes kepada pemerintah Malaysia, Rabu, 21 Mei 2014, terkait dengan pembangunan menara suar di Tanjung Datuk. "Pemerintah sudah menyampaikan protes ke pihak Malaysia hari Rabu kemarin," kata Direktur Perjanjian Politik, Keamanan, dan Kewilayahan Kementerian Luar Negeri, Octavino Alimudin, melalui pesan pendek kepada Tempo, Kamis, 22 Mei 2014.
Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Datuk Seri Zahrain Mohamed Hashim, membenarkan dirinya telah dipanggil oleh Kementerian Luar Negeri pada Rabu. Saat itu dia diterima oleh Wakil Menteri Luar Negeri Wardana, yang menyampaikan protes. Nota protes tertulis diterima Kedutaan Besar Malaysia, Kamis.
"Saya akan menyampaikan kepada pemerintah Malaysia," katanya.
Hari Rabu, Kementerian Luar Negeri mengeluarkan siaran pers yang menyatakan Indonesia dan Malaysia akan membahas masalah tiang pancang suar di Tanjung Datuk. Disebutkan, Kementerian Luar Negeri telah menerima laporan resmi dari TNI Angkatan Laut mengenai adanya kegiatan pembangunan tiang pancang rambu suar oleh pihak Malaysia.
Selain itu, hasil koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait mengindikasikan bahwa lokasi pembangunan tiang pancang suar tersebut berada di dalam garis landas kontinen Indonesia berdasarkan perjanjian RI dan Malaysia pada 1969. (Baca juga: Kapal TNI Awasi Ketat Tanjung Datuk)
Atas permintaan pihak pemerintah RI, menurut laporan, Malaysia telah menghentikan kegiatan pembangunan tiang pancang rambu suar tersebut. Juga atas desakan pemerintah Indonesia, Tim Teknis Delimitasi Batas Maritim dari kedua negara sepakat untuk membahas masalah ini dalam waktu dekat di Jakarta.
NATALIA SANTI
Berita terkait
Krisis Rohingya Dorong Revisi Prinsip Non-Intervensi ASEAN
27 September 2017
Perwakilan Indonesia untuk Komisi HAM Antarnegara ASEAN, Dinna Wisnu mengusulkan revisi prinsip non-intervensi sehubungan bencana kemanusiaan Rohingya
Baca SelengkapnyaKerjsama Asean - Mercosur Fokus ke Investasi dan Perdagangan
24 September 2017
Asean mengekspor banyak mesin, peralatan listrik dan otomotif ke Mercosur.
Baca SelengkapnyaKonflik Rohingnya, Yenny Wahid: Represif Tak Membuahkan Hasil
9 September 2017
Yenny berpendapat, Myanmar seharusnya mengedepankan dialog ketimbang pendekatan keamanan yang kaku, karena pendekatan represif tidak membuahkan hasil.
Baca Selengkapnya50 Tahun ASEAN, 2 Tantangan Terbesar ke Depan
27 Agustus 2017
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan menjaga stabilitas dan keamanan untuk damai dan stabil menjadi tantangan yang paling besar bagi ASEAN.
Baca SelengkapnyaJokowi Ajak Turnbull Bentuk Kawasan Tangguh ASEAN-Australia
8 September 2016
Menlu Retno mengatakan ini untuk menangani masalah Transnational Organized Crime serta memerangi ekstremisme dan radikalisme.
Baca Selengkapnya3 WNI Luka dalam Insiden Mobil Seruduk Kuil Erawan Bangkok
23 Juli 2016
Sebuah mobil menerobos pelataran Kuil Erawan, Bangkok, yang sedang ramai dikunjungi peziarah pada Jumat, 22 Juli 2016, pukul 20.04 waktu setempat.
Baca SelengkapnyaKim Jong-un Ingin Bersahabat dengan ASEAN
3 Juni 2016
Korea Utara memiliki kedekatan emosional dengan ASEAN karena punya banyak kesamaan, misalnya dalam sejarah dan budaya.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI: Mei Ini SOP Patroli 3 Negara Selesai Disusun
5 Mei 2016
Kerja sama tiga negara ini berbeda dengan konsep yang selama
ini diberlakukan ASEAN.
Bertemu Obama, Ditunggu Janji Penegakan HAM Pimpinan ASEAN
19 Februari 2016
Sepuluh kepala negara ASEAN membuat komitmen setelah bertemu Presiden Obama. Soal HAM, jangan sampai hanya retorika.
Begini Pengalaman Wartawan Tempo Ikuti Konferensi Pers Obama
17 Februari 2016
Wartawan TEMPO Dewi Rina Cahyani memperoleh kesempatan untuk mengikuti konperensi pers Presiden Barack Obama usai digelarnya KTT AS-ASEAN.
Baca Selengkapnya