TEMPO.CO, Bangkok - Dua hari setelah memberlakukan darurat militer, Panglima Angkatan Bersenjata Thailand Jenderal Prayut Chan-ocha menyatakan militer telah mengambil alih pemerintahan.
Pengumuman yang disampaikan melalui jaringan televisi, Kamis, 22 Mei 2014, itu berlangsung setelah perundingan kedua di Ibu Kota Bangkok yang melibatkan Angkatan Bersenjata dengan sejumlah kelompok politik, senator, dan anggota Komisi Pemilihan Umum gagal menemukan solusi untuk mengatasi krisis politik di Thailand.
"Hal ini diperlukan demi ketentraman dan ketertiban untuk mempertahankan garis komando yang meliputi angkatan laut, darat, serta kepolisian. Militer harus memerintah negara,'' ucap Jenderal Prayut, yang diapit oleh para kepala staf militer.
Saat Jenderal Prayut menyampaikan pengumuman di televisi, ratusan tentara mengepung tempat pemimpin demonstrasi, Suthep Thaugsuban, melakukan pertemuan. Dia selanjutnya dibawa pergi.
Koresponden Al-Jazeera, Scott Heidler, dalam laporannya dari Bangkok mengatakan, "Angkatan Bersenjata Thailand telah menguasai negara. Selama enam bulan negeri ini dipenuhi ketegangan akibat unjuk rasa anti-pemerintah. Saat ini militer menguasai seluruh pemerintahan. Kami belum tahu bagaimana nasib para pemimpin Kaus Merah dan Kaus Kuning."
Kaus Merah merupakan sebutan bagi pendukung pemerintahan yang dijatuhkan militer sedangkan Kaus Kuning adalah kelompok oposisi yang menuduh bekas Perdana Menteri Thaksin Shinawatra berada di balik pemerintahan Thai.
Thaksin, pemimpin Thailand yang dijatuhkan dalam kudeta 2006, merupakan kakak kandung Yingluck, yang menjadi Perdana Menteri pada Juli 2011. Namun jabatan tesebut runtuh bersamaan dengan kedudukan sembilan anggota kabinetnya pada awal Mei 2014 karena dia dianggap melanggar konstitusi negara.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita terkait
Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina
18 November 2018
Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.
Baca Selengkapnya110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini
26 Oktober 2017
Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.
Baca SelengkapnyaThaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand
30 Agustus 2017
Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.
Baca SelengkapnyaYingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya
27 Agustus 2017
Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.
Baca SelengkapnyaHebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand
11 Agustus 2017
Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat
Baca SelengkapnyaUU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun
20 Juli 2017
Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.
Baca SelengkapnyaHina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun
11 Juni 2017
Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.
Baca SelengkapnyaKarena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook
16 Mei 2017
Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn
Baca SelengkapnyaFB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato
11 Mei 2017
FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.
Baca SelengkapnyaAnggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi
28 April 2017
Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.
Baca Selengkapnya