Militer Thailand Kuasai Pemerintahan

Reporter

Kamis, 22 Mei 2014 20:00 WIB

Turis asing duduk di kendaraan tentara Thailand di sebuah jalan di pusat kota usai pengumuman berlakunya darurat militer di Bangkok, Thailand (20/5). Militer menetapkan darurat militer di wilayah Thailand setelah enam bulan krisis politik dan aksi demo yang merenggut 28 nyawa. (Rufus Cox/Getty Images)

TEMPO.CO, Bangkok - Dua hari setelah memberlakukan darurat militer, Panglima Angkatan Bersenjata Thailand Jenderal Prayut Chan-ocha menyatakan militer telah mengambil alih pemerintahan.

Pengumuman yang disampaikan melalui jaringan televisi, Kamis, 22 Mei 2014, itu berlangsung setelah perundingan kedua di Ibu Kota Bangkok yang melibatkan Angkatan Bersenjata dengan sejumlah kelompok politik, senator, dan anggota Komisi Pemilihan Umum gagal menemukan solusi untuk mengatasi krisis politik di Thailand.

"Hal ini diperlukan demi ketentraman dan ketertiban untuk mempertahankan garis komando yang meliputi angkatan laut, darat, serta kepolisian. Militer harus memerintah negara,'' ucap Jenderal Prayut, yang diapit oleh para kepala staf militer.

Saat Jenderal Prayut menyampaikan pengumuman di televisi, ratusan tentara mengepung tempat pemimpin demonstrasi, Suthep Thaugsuban, melakukan pertemuan. Dia selanjutnya dibawa pergi.

Koresponden Al-Jazeera, Scott Heidler, dalam laporannya dari Bangkok mengatakan, "Angkatan Bersenjata Thailand telah menguasai negara. Selama enam bulan negeri ini dipenuhi ketegangan akibat unjuk rasa anti-pemerintah. Saat ini militer menguasai seluruh pemerintahan. Kami belum tahu bagaimana nasib para pemimpin Kaus Merah dan Kaus Kuning."

Kaus Merah merupakan sebutan bagi pendukung pemerintahan yang dijatuhkan militer sedangkan Kaus Kuning adalah kelompok oposisi yang menuduh bekas Perdana Menteri Thaksin Shinawatra berada di balik pemerintahan Thai.

Thaksin, pemimpin Thailand yang dijatuhkan dalam kudeta 2006, merupakan kakak kandung Yingluck, yang menjadi Perdana Menteri pada Juli 2011. Namun jabatan tesebut runtuh bersamaan dengan kedudukan sembilan anggota kabinetnya pada awal Mei 2014 karena dia dianggap melanggar konstitusi negara.

AL JAZEERA | CHOIRUL

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya