TEMPO.CO, Den Haag - Mantan kepala militer Serbia-Bosnia Jenderal Ratko Mladic mulai melakukan pembelaan dalam sidang di pengadilan PBB, Senin, 19 Mei 2014. Sidang kali ini mendengarkan kesaksian seorang mantan perwira militer Serbia yang mengaku ia tidak pernah diperintahkan untuk menembaki warga sipil di ibu kota Bosnia yang terkepung selama perang berdarah di negara itu.
Kesaksian Mile Sladoje, seorang komandan militer masa perang Serbia di Sarajevo, senada dengan upaya Mladic untuk membersihkan namanya dari tuduhan bahwa ia bertanggung jawab atas serangkaian kekejaman Serbia selama konflik berdarah 1992-1995.
Dalam sebelas dakwaan terhadap Mladic, dikatakan, ia adalah dalang militer di balik serangan mematikan Serbia dan aksi penembakan mortir di Sarajevo, dan pembantaian sekitar 8.000 pria muslim di Srebrenica tahun 1995.
Dia menyangkal tuduhan itu dan bersikeras bahwa pasukannya mencoba untuk membela Serbia selama konflik yang menewaskan sekitar 100.000 orang itu. Mladic menghadapi hukuman seumur hidup jika terbukti bersalah.
Mladic, kini 72 tahun, berdiri dan memberi hormat kepada Sladoje saat ia memasuki ruang sidang pengadilan kejahatan perang Yugoslavia. "Semua kegiatan militer kegiatan pertahanan," kata pengacara Mladic, Miodrag Stojanovic, kepada hakim dalam ringkasan tujuh halaman kesaksian tertulis Sladoje itu.
Sladoje mengaku, "Tidak pernah menerima perintah dari atasannya, ia juga tidak mengeluarkan perintah ... untuk menyerang fasilitas sipil," kata Stojanovic.
Sladoje menunjukkan kepada hakim peta Sarajevo yang dihiasi dengan lingkaran, yang katanya dianggap sasaran yang sah oleh pasukan Serbia. "Tidak ada bagian kota yang tidak memiliki instalasi atau fasilitas militer," kata pernyataan tertulisnya.
Serbia menyangkal menargetkan warga sipil secara sistematis dengan mortir dan senapan penembak jitu selama pengepungan Sarajevo. Mereka mengaku menembaki pasukan muslim Bosnia yang bersembunyi di gedung-gedung di seluruh kota.
Mladic didakwa pertama kali pada tahun 1995, namun bersembunyi setelah perang dan tidak ditahan sampai Mei 2011. Sidang terhadap mantan jenderal ini dilakukan setahun kemudian dan jaksa menyelesaikan dakwaannya Februari 2012.
FOX NEWS | ABDUL MANAN
Berita Lainnya
Demo Anti-Cina, Pabrik Foxconn di Vietnam Tutup
Indonesia Dorong Pemberlakuan Traktat Anti-Tes Nuklir
Jelang Piala Dunia, Demam Berdarah Hantui Brasil
Cina Evakuasi 3.000 Warganya dari Vietnam
Berita terkait
Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK
14 jam lalu
Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam
Baca SelengkapnyaPBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza
1 hari lalu
Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB
Baca SelengkapnyaEks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza
1 hari lalu
Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan
Baca Selengkapnya70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan
2 hari lalu
ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.
Baca SelengkapnyaJamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara
3 hari lalu
Jamaika secara resmi mengumumkan pengakuan Palestina sebagai sebuah negara setelah musyawarah kabinet.
Baca SelengkapnyaRatusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan
3 hari lalu
PBB menyerukan dilakukannya penyelidikan atas temuan ratusan mayat di dua rumah sakit di Gaza.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia
7 hari lalu
Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?
Baca SelengkapnyaKemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB
8 hari lalu
Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.
Baca SelengkapnyaDimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran
8 hari lalu
Sanksi ekonomi Iran telah dimulai hampir setengah abad lalu.
Baca SelengkapnyaNegara di Dunia Bela UNRWA ketika Israel Tuntut Penghentian Dana
9 hari lalu
Philippe Lazzarini mengatakan saat ini ada "kampanye berbahaya" oleh Israel untuk mengakhiri operasi UNRWA di Gaza.
Baca Selengkapnya