Indonesia Dorong Pemberlakuan Traktat Anti-Tes Nuklir

Reporter

Editor

Natalia Santi

Senin, 19 Mei 2014 21:09 WIB

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, dalam pembukaan Konferensi Regional Traktat Pelarangan Uji Coba Nuklir (CTBT) kawasan Asia Tenggara, Pasifik dan Timur Jauh di Jakarta (19/5). TEMPO/Natalia Santi

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia mendorong negara-negara di dunia untuk meratifikasi traktat larangan uji coba nuklir komprehensif Perserikatan Bangsa-Bangsa atau Comprehensive Nuclear Test Ban Treaty (CTBT). Meski disepakati sejak 1996, traktat tersebut belum juga berlaku efektif.

Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa mengimbau negara-negara yang sudah menyetujui traktat itu untuk segera memanfaatkan momentum di tengah situasi kawasan dan global yang kini tidak menentu untuk melakukan ratifikasi. Seusai perang dunia, penggunaan senjata nuklir dikesampingkan sebagai pengecualian dalam setiap tindakan masyarakat internasional.

“Kita perlu memanfaatkan momentum saat ini. Saya takut situasinya berubah cepat, jendela politik akan tertutup,” kata Marty saat membuka konferensi CTBT untuk kawasan Asia Tenggara, Pasifik, dan Timur Jauh (SEAPFE) di Jakarta, kemarin. (Baca: Indonesia Dukung Gerakan Anti-Senjata Nuklir PBB)

Traktat CTBT merupakan bagian dari upaya internasional melalui PBB untuk mengendalikan dan melucuti senjata guna menciptakan perdamaian dan keseimbangan kekuatan dunia. Traktat ini disepakati pada 24 September 1996. Meski telah ditandatangani 183 negara dan 162 di antaranya sudah meratifikasi, hingga kini traktat nuklir itu belum berlaku.

Sekretaris Eksekutif CTBT Lassina Zerbo juga mendorong hal yang sama. “NPT (Traktat Nonproliferasi Nuklir) tidak akan sempurna tanpa CTBT,” kata Zerbo.

Sebanyak 44 negara yang terdaftar dalam lampiran kedua (Annex II) merupakan negara yang berpotensi melakukan uji coba nuklir yang wajib meratifikasi CTBT agar traktat itu berlaku sesuai dengan kesepakatan. Saat ini tinggal delapan negara yang belum meratifikasi, yakni Cina, Mesir, Iran, Israel, dan Amerika Serikat yang telah menandatangani; serta Korea Utara, Indi, dan Pakistan yang sama sekali belum membubuhkan tanda tangan.

Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri Hasan Kleib menegaskan, pertemuan kali ini juga digelar untuk membangun momentum negara-negara yang bukan Annex II untuk segera meratifikasi.

Di kawasan Asia Tenggara, Pasifik, dan Timur Jauh masih ada beberapa negara seperti Papua Nugini, Timor Leste, Tonga, dan Tuvalu. Sedangkan di negara-negara ASEAN antara lain Thailand dan Myanmar.

Indonesia, termasuk negara Annex II, merupakan negara ke-157 yang meratifikasi CTBT melalui Undang-Undang Nomor 1 tahun 2012.

Indonesia dan Hungaria saat ini merupakan co-president Pasal 14 Konferensi CTBT untuk periode 2013-2015 pada sidang ke-8 di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, 27 September 2013. Kedua negara bertugas mengkoordinasikan upaya-upaya internasional dalam mewujudkan pemberlakuan dan universalisasi CTBT.

“Pertemuan ini juga untuk menunjukkan bahwa pemberlakuan dan universalisasi CTBT juga penting,” kata Kleib.

Duta Besar Indonesia untuk Austria, Slovenia, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan Organisasi Internasional di Wina, Rachmat Budiman, mengatakan Indonesia juga ingin menyebarkan informasi tentang manfaat CTBT.

“Ini bukan sekadar pelarangan tes senjata nuklir, tapi ada juga keuntungan yang diraih, misalnya sistem peringatan dini tsunami, cuaca yang juga bisa dimanfaatkan,” kata Rachmat.

Pertemuan di Jakarta kemarin dihadiri sekitar 50 pejabat tinggi dan pakar di bidang perlucutan senjata nuklir dari 21 negara di kawasan Asia Tenggara, Pasifik, dan Timur Jauh, serta beberapa organisasi internasional seperti United Nations Office for Disarmament Affairs (UNODA), United Nations Regional Centre for Peace and Disarmament (UNRCPD), dan perwakilan Uni Eropa.




NATALIA SANTI




Terpopuler




Jadi Cawapres, Ini Daftar Kebijakan Kontroversi JK
Profil Wisnu Tjandra, Bos Artha Graha yang Hilang

Akbar: Rapat Pimpinan Nasional Golkar Aneh

Inanike, Pramugari Garuda yang Salat di Pesawat




Advertising
Advertising

Berita terkait

Komnas HAM Minta Pemerintah Segera Tindak Lanjuti Rekomendasi Komite HAM PBB

36 hari lalu

Komnas HAM Minta Pemerintah Segera Tindak Lanjuti Rekomendasi Komite HAM PBB

Komnas HAM apresiasi kesimpulan dan rekomendasi Komite HAM PBB. Meminta pemerintah implementasi kebijakan dan pelaksanaan di pusat serta daerah

Baca Selengkapnya

Cawe-cawe Jokowi Dipertanyakan dalam Sidang PBB, TPN: Cerminan Citra Jokowi di Mata Dunia

51 hari lalu

Cawe-cawe Jokowi Dipertanyakan dalam Sidang PBB, TPN: Cerminan Citra Jokowi di Mata Dunia

TPN Ganjar-Mahfud menilai sosoran PBB soal cawe-cawe Jokowi, telah membuat citra bekas Wali Kota Solo itu menjadi buruk di mata dunia.

Baca Selengkapnya

Laporan PBB: Situasi Satwa Liar di Bumi Mencemaskan

13 Februari 2024

Laporan PBB: Situasi Satwa Liar di Bumi Mencemaskan

Hiu bambu dan tiga satwa liar yang hidup di Indonesia masuk dalam laporan PBB. Ribuan spesies yang bermigrasi dalam situasi mengkhawatirkan.

Baca Selengkapnya

Negara Pesisir Samudera Hindia Rawan Tsunami, Kepala BMKG: Perkuat Mitigasi dan Peringatan Dini

9 Februari 2024

Negara Pesisir Samudera Hindia Rawan Tsunami, Kepala BMKG: Perkuat Mitigasi dan Peringatan Dini

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengajak negara pesisir Samudera Hindia untuk menggenjot sistem mitigasi tsunami, mencakup kesiagaan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Mengapa Jokowi Tak Pernah Hadir Langsung Di Sidang Umum PBB?

21 September 2023

Mengapa Jokowi Tak Pernah Hadir Langsung Di Sidang Umum PBB?

Presiden Jokowi berulangkali tidak hadir secara langsung dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Baca Selengkapnya

Di PBB, Prakerja Jadi Contoh Kolaborasi Siapkan Tenaga Kerja Tangguh

20 September 2023

Di PBB, Prakerja Jadi Contoh Kolaborasi Siapkan Tenaga Kerja Tangguh

Pembelajaran sepanjang hayat dan meningkatkan keterampilan menjadi kunci mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDG.

Baca Selengkapnya

Dua Pelajar Putri NU Wakili Indonesia di ECOSOC Youth Forum PBB

26 April 2023

Dua Pelajar Putri NU Wakili Indonesia di ECOSOC Youth Forum PBB

Dua kader Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) mewakili Indonesia di forum diskusi internasional ECOSOC Youth Forum PBBB

Baca Selengkapnya

Taliban Larang Staf Perempuan Bekerja di Kantor PBB

5 April 2023

Taliban Larang Staf Perempuan Bekerja di Kantor PBB

Larangan Taliban mendorong PBB meminta semua staf - pria dan wanita - untuk tidak masuk kerja selama 48 jam.

Baca Selengkapnya

UGM Tembus 10 Besar Dunia Versi THE University Impact Rankings 2022

29 April 2022

UGM Tembus 10 Besar Dunia Versi THE University Impact Rankings 2022

Pada tahun ini Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil menembus posisi 10 besar dunia untuk SDG 1, yaitu No Poverty atau Tanpa Kemiskinan.

Baca Selengkapnya

Siswa MAN 2 Mataram Wakili Indonesia di Simulasi Sidang PBB

2 Maret 2022

Siswa MAN 2 Mataram Wakili Indonesia di Simulasi Sidang PBB

Muhammad Andrianudin, siswa kelas 12 Program Keagamaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Mataram menjadi wakil Indonesia di simulasi sidang PBB atau MUN.

Baca Selengkapnya