Sejumlah penerjun TNI AL melompat dari pesawat Casa NC-212 saat latihan terjun payung di atas perairan Tanjung Perak Surabaya, Jumat (7/3). Sebanyak 12 penerjun TNI AL serta 6 pesawat latih Casa NC- 212 melakukan penerjunan dan latihan terbang formasi. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Lima - Parasut tak mengembang, tak sadarkan diri, jatuh dari ketinggian 1.500 meter, tapi selamat dan hanya keseleo. Itulah yang dialami seorang perwira Angkatan Udara Peru.
Arnulfo Gamarra, 31 tahun, berlatih terjun payung di Arequipa, sebelah selatan Peru, Selasa lalu. Tak ada yang aneh. Namun saat terjun, parasut yang dibawanya tidak mengembang dengan sempurna. Tali parasut membelit lehernya. Kondisi ini membuat Arnulfo tak sadarkan diri.
Tubuh Arnulfo melayang ke bawah dan jatuh di dekat Pangkalan Udara Vitor. Ajaibnya, ia selamat. Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter di rumah sakit militer Arequipa, Gamarra hanya keseleo.
“Dia menjalani pemeriksaan menyeluruh dan tak ada tulang yang patah,” tutur Guillermo Pacheco, dokter yang berjaga di ruang gawat darurat. “Kami tidak tahu apa yang melindunginya saat jatuh, tapi dia masih hidup. Sungguh sebuah keajaiban dia masih hidup.”
Gamarra, yang berpangkat sersan, tergabung dalam pasukan angkatan udara selama delapan tahun. Perwira muda itu hanya menginap semalam di rumah sakit dan pulang ke rumah pada Rabu lalu.