Yingluck Shinawatra, saat berada di Stadion Bangkok (1/7). Yingluck disidang dengan dugaan penyalahgunaan kekuasaan dalam penggantian Kepala Keamanan Nasional Thawil Pliensri pada 7 Mei. REUTERS/Damir Sagolj
TEMPO.CO, Washington – Segera setelah Perdana Menteri Yingluck Shinawatra dicopot dari jabatannya, Amerika Serikat langsung mendesak Thailand untuk segera melangsungkan pemilihan umum sebagai upaya demokratis untuk perdamaian negara ini.
“Kami terus mendesak semua pihak untuk menyelesaikan ketegangan politik Thailand dengan cara damai dan demokratis sehingga rakyat Thailand dapat memilih kepemimpinan politik mereka dengan layak," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki, seperti dikutip dari Bangkok Post, Kamis, 8 Mei 2014.
Psaki menuturkan selama ini Washington telah “mengikuti dengan seksama” perkembangan Thailand setelah Pengadilan Konstitusi Thailand menyatakan Yingluck terbukti menyalahgunakan kekuasaannya.
Hakim mengatakan kesalahan Yingluck adalah sewenang-wenang mencopot Kepala Dewan Keamanan Nasional Thawil Pliensri pada 2011. Posisi yang lowong itu kemudian diberikan kepada kerabat Yingluck, Priewpan Damapong. (Baca: Perdana Menteri Thailand Yingluck Dilengserkan)
Bersama Yingluck, sembilan anggota kabinet lainnya juga dicopot. Putusan dibacakan oleh majelis hakim dalam persidangan pada Rabu, 7 Mei 2014. Yingluck tidak hadir dalam persidangan.