Aliansi Jurnalis Independen memasang baliho yang bertulisan kasus-kasus pembunuhan jurnalis, memperingati Hari Kebebasan Pers Sedunia di Jakarta (3/5). AJI menyatakan akan mendukung calon presiden yang berani mengungkap kasus Udin dan 8 kasus lainnya. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Paris - Reporters without Borders telah mengumumkan indeks peringkat kemerdekaan pers tahun 2014 untuk menyambut Hari Kemerdekaan Pers Dunia setiap tanggal 3 Mei.
Indonesia menempati peringkat 132 dari 180 negara di dunia. Posisi ini lebih baik dari mayoritas negara-negara ASEAN, seperti Vietnam (174), Laos (171), Singapura (150), Filipina (149), Malaysia (147), Myanmar (145), dan Kamboja (144). Namun situasi kemerdekaan pers lebih baik di Thailand (130) dan Brunei Darussalam (117) dibandingkan Indonesia.
Bahkan kemerdekaan pers di Timor Leste (77) terbaik di kawasan Asia Tenggara, meski negara ini belum masuk menjadi anggota ASEAN.
Peringkat kemerdekaan pers Indonesia tahun ini mengalami peningkatan dari 2013, yakni 139 dari 180 negara atau naik tujuh peringkat dibanding tahun lalu.
Menyambut Hari Kemerdekaan Pers Dunia, Reporters without Borders memberikan catatan bahwa kemerdekaan pers dunia pada 2014 menghadapi dampak negatif dari konflik di berbagai belahan dunia.
Dengan alasan kebutuhan untuk menjaga keamanan nasional, kemerdekaan pers di beberapa negara cenderung terganggu. Pers dihadapkan pada masalah hak untuk menginformasikan dan apa yang diinformasikan.
"Kecenderungan ini memunculkan peningkatan ancaman di seluruh dunia, bahkan membahayakan kemerdekaan informasi di negara-negara yang selama ini menghormati demokrasi," demikian pernyataan Reporters without Borders di lamannya, 3 Mei 2014.