Penyelam mencari korban yang diyakini terperangkap dalam kapal feri Sewol di lepas pantai selatan dekat Jindo, Korea Selatan (23/4). Korban tewas resmi dinyatakan mencapai lebih dari 140, meskipun penyelam akan merobek dinding kabin untuk mengambil korban yang masih terperangkap. AP/Yonhap
TEMPO.CO,Incheon - Upaya pencarian terus dilakukan demi menemukan 152 korban feri Sewol yang masih hilang. Para penyelam pun dikerahkan untuk menelusuri lantai empat kapal yang tenggelam di dalam air berarus deras dan dingin di perairan Jindo, Incheon, itu. Namun seiring hari kedelapan pencarian, penyelam kini dilaporkan mengalami kelelahan dan mengidap sejumlah penyakit.
Para pejabat Korea Selatan menjelaskan, sepuluh penyelam dibawa ke ruang hiperbarik untuk menjalani terapi dengan oksigen karena mengalami dekompresi. Seorang perwira tim Underwater Demolition Angkatan Laut juga dilarikan ke ruang perawatan setelah mengeluh kepalanya sakit parah dan mengalami kelumpuhan ringan.
Penyakit dekompresi adalah kondisi yang menyakitkan dan berbahaya saat penyelam terlalu lama di dalam air. Penyakit ini bisa menyebabkan kelumpuhan, muntah, nyeri sendi, telinga sakit, dan gangguan pada bagian tubuh lainnya.
Melihat kondisi para penyelam yang sudah kelelahan dan terserang penyakit, tim penanganan bencana berencana memberikan mereka vitamin dan nutrisi serta mempersiapkan langkah-langkah untuk keselamatan penyelam.
"Kami akan melakukan operasi pencarian sambil mengambil tindakan yang diperlukan dalam pertimbangan kesehatan dan keselamatan penyelam," kata seorang pejabat, seperti dilaporkan Yonhap, Kamis, 24 April 2014.
Sementara itu, dari 476 penumpang, 150 dinyatakan tewas dan 152 lainnya masih hilang dalam kecelakaan feri Sewol pekan lalu. Sebagian besar korban adalah siswa SMA Danwon yang akan berwisata ke Pulau Jeju.