Petugas menyelamatkan seorang penumpang kapal feri "Sewol" yang tenggelam di perairan Jindo, Korea Selatan,(16/4). Seratus lebih penumpang hilang dalam musibah tenggelamnya kapal tersebut. REUTERS/Korea Coast Guard/Yonhap
TEMPO.CO, Seoul - Sebuah laporan penyelidikan sementara dari tenggelamnya kapal feri Sewol di perairan selatan Korea Selatan membantu sejumlah keluarga korban menjadi marah. Banyak dari mereka yang menyalahkan sang kapten dan awak kru yang dinilai tidak melakukan upaya penyelamatan terbaik.
Menurut laporan yang dikutip dari Daily Mail, Jumat, 18 April 2014, saat kapal itu tenggelam, hanya satu dari 46 sekoci yang dimanfaatkan untuk upaya penyelamatan. (Baca: Spekulasi Penyebab Karamnya Feri di Korsel)
Hal ini diketahui saat penjaga pantai dan polisi maritim berusaha menjangkau lokasi tenggelamnya kapal di perairan Pulau Jindo. Mereka melihat puluhan kapsul penyelamat berwarna putih itu masih menempel di badan kapal, menunjukkan bahwa sekoci tidak digunakan.
Sontak saja, temuan ini membuat marah anggota keluarga dari 271 korban yang masih dilaporkan hilang. Kerabat yang merasa frustrasi juga terus mendesak pejabat pemerintah untuk mengerahkan lebih banyak tim penyelamat untuk mencari keluarga mereka.