Sejumlah wanita pendukung Panglima Perang Jendral Abdel Fattah al-Sisi, membawa poster menentang presiden Mohamed Mursi yang digulingkan di Imbaba, Mesir, (14/1). Mesir melakukan referndum konstitusio selama dua hari. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany
TEMPO.CO, Kairo - Abdel Fattah el-Sisi, Panglima Angkatan Besenjata Mesir yang menggulingkan Presiden Muhamad Mursi, menyatakan maju dalam pemilihan presiden April 2014. Dia diharapkan menang dengan mudah.
Mengenakan seragam militer dan berpidato di saluran televisi nasional, Sisi mengatakan inilah saat terakhir kalinya dia mengenakan seragam militer. "Saya menyerahkan seragam ini demi mempertahankan bangsa serta mengikuti pemilihan presiden mendatang."
Dia mengatakan, "Saya telah menghabiskan seluruh hidup saya sebagai seorang tentara demi negara. Saya katakan kepada Anda, saya mencalonkan diri maju dalam pemilihan Presiden Mesir. Dukungan dari Anda akan memberikan kehormatan bagi saya."
Menurut Sisi, Mesir saat ini dalam ancaman teroris, dan pencalonan dirinya adalah demi mengembalikan harga diri bangsa. "Bukan kekuatan militer atau politik yang mendongkel dua rezim sebelumnya, tapi semua itu dilakukan oleh rakyat. Keinginan saya masuk dalam pemilihan presiden bukan berarti calon lain tidak boleh."
Pria 59 tahun itu diharapkan memenangi pemilihan dan mengembalikan tradisi bahwa presiden berlatar belakang militer sejak 1952, kecuali Presiden Mursi.
Sisi dikenal sebagai tokoh militer terkuat di Mesir sejak menggulingkan Presiden Mursi pada 3 Juli 2013. Di antara pendukungnya, Sisi sangat populer. Banyak yang melihat dia pria sangat tangguh untuk menstabilkan negara yang saat ini dalam keadaan krisis. Namun dia dikecam oleh kalangan Islam karena dianggap sebagai dalang kudeta terhadap presiden yang dipilih secara demokratis.