Rusia Veto Resolusi DK PBB tentang Crimea  

Reporter

Minggu, 16 Maret 2014 10:59 WIB

Seorang massa pro-Ukraina menangkap telur yang dilemparkan oleh pendemo pro Rusia saat terjadi bentrokan di Donetsk, Ukraina (13/3). Belasan orang terluka dan polisi berjuang untuk meredakan bentrokan ini. (AP Photo/Sergei Grits)

TEMPO.CO, New York - Rusia memveto resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Crimea. Resolusi yang dirancang oleh Amerika Serikat menyatakan rencana referendum terhadap status daerah otonomi khusus Ukraina itu tidak memiliki validitas dan mendesak negara-negara dan lembaga internasional untuk tidak mengakui referendum itu.

Sidang Dewan Keamanan PBB , Sabtu, 15 Maret 2014 diikuti 15 negara anggotanya yang hasilnya adalah Rusia memveto resolusi, Cina tidak memberikan suaranya, dan 13 negara memberikan suaranya. Cina dan Rusia merupakan dua dari lima negara pemilik hak veto.

Setelah sidang, Kementerian Luar Negeri Rusia mengecam resolusi itu sebagai cara lain Amerika untuk melakukan intervensi terhadap Ukraina. "Disayangkan, kepedulian Washington bukan pada stabilitas keamanan (Ukraina), juga buka keamanan atau kemajuan warga negaranya," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam pernyatannya yang dilansir Reuters, Minggu, 16 Maret 2014. (Baca: Jelang Referendum Crimea, Situs NATO Diserang)

Sebelum sidang, Duta Besar Rusia untuk PBB Vitaly Churkin mengatakan, tidak ada yang mengejutkan dari pemungutan suara itu.

"Ini momen menyedihkan sekaligus luar biasa," kata Samantha Power, Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB setelah sidang. Ia mengatakan, dalam kasus Crimea, Rusia berjalan sendiri dan keliru. "Crimea adalah bagian dari Ukraina hari ini. Akan menjadi bagian Ukraina besok.Akan menjadi bagian Ukraine minggu depan. Akan menjadi bagian Ukraina kecuali dan hingga statusnya diubah sesuai suara rakyat Ukraina dan hukum internasional," tegas Samantha.

Meskipun tidak memberikan suaranya, Cina menyatakan dukungan terhadap kedaulatan Ukraina dan Crimea merupakan bagian dari Ukraina. "Kami mengecam dan menolak semua tindakan kekerasan," kata Liu Jieyi, Duta Besar Cina untuk PBB.

Pemerintah Ukraina di Kiev tidak mendukung referendum yang hari ini digelar di Crimea."Semua negara, lembaga-lembaga internasinal, dan badan-badna khusus agar tidak mengakui pergantian status Crimea berdasarkan referendum ini," tegas pemerintah Ukraina dalam pernyataannya. (Baca: Obama Temui PM Ukraina, Kerry Temui Menlu Rusia )

REUTERS | MARIA RITA HASUGIAN

Berita terkait

Ukraina Buat Daftar Pria Tidak Bertanggung Jawab, Apa Maksudnya?

8 Februari 2018

Ukraina Buat Daftar Pria Tidak Bertanggung Jawab, Apa Maksudnya?

Ukraina membuat daftar elektronik nama-nama pria yang tidak bertanggung jawab menafkahi anaknya.

Baca Selengkapnya

Gudang Senjata Meledak di Ukraina, 30 Ribu Warga Dievakuasi

13 November 2017

Gudang Senjata Meledak di Ukraina, 30 Ribu Warga Dievakuasi

Gudang senjata di Ukraina meledak, menyebabkan satu orang perempuan cedera.

Baca Selengkapnya

Gudang Senjata Terbesar Ukraina Meledak, 30 Ribu Orang Dievakuasi

27 September 2017

Gudang Senjata Terbesar Ukraina Meledak, 30 Ribu Orang Dievakuasi

Sebelumnya, gudang senjata Ukraina juga meledak pada Maret lalu.

Baca Selengkapnya

Ukraina Jadi Tuan Rumah Kontes Lagu Eropa Eurovision-2017

8 Mei 2017

Ukraina Jadi Tuan Rumah Kontes Lagu Eropa Eurovision-2017

Menurut Kedutaan Besar Ukraina, negaranya tetap akan mengadakan kontes Eurovision-2017, di tengah perang "hibrid" dengan Rusia.

Baca Selengkapnya

Putri Pejabat Digigit Anjing Jadi Gunjingan di Media Sosial

8 Mei 2017

Putri Pejabat Digigit Anjing Jadi Gunjingan di Media Sosial

Putri seorang pejabat Ukraina berusia 6 tahun digigit anjing di wilayah Krimea, yang dicaplok Rusia.

Baca Selengkapnya

Anak Pejabat Ukraina Naik Helikopter ke Sekolah Dikritik Netizen  

21 Maret 2017

Anak Pejabat Ukraina Naik Helikopter ke Sekolah Dikritik Netizen  

Mantan pejabat tinggi di Kementerian Olahraga Ukraina menuai kritik di media sosial setelah mengantar anaknya ke sekolah menggunakan helikopter.

Baca Selengkapnya

Perang Ukraina Lawan Pemberontak, Warga Hidup tanpa Listrik  

5 Februari 2017

Perang Ukraina Lawan Pemberontak, Warga Hidup tanpa Listrik  

Bentrok senjata antara pasukan pemerintah dan pemberontak pro-Rusia mengakibatkan kerusakan infrastruktur.

Baca Selengkapnya

Presiden Ukraina Klaim 54 Persen Rakyat Ingin Gabung NATO  

2 Februari 2017

Presiden Ukraina Klaim 54 Persen Rakyat Ingin Gabung NATO  

Presiden Ukraina, Petro Poroshenko mengklaim 54 persen rakyatnya ingin Ukraina bergabung dengan NATO.

Baca Selengkapnya

Ukraina-Rusia Perang Terbuka, 13 Orang Tewas

2 Februari 2017

Ukraina-Rusia Perang Terbuka, 13 Orang Tewas

Ukraina dan Rusia terlibat perang terbuka di perbatasan, 13 orang tewas.

Baca Selengkapnya

Ukraina Sita Peluru Kendali Buatan Rusia untuk Iran

24 Januari 2017

Ukraina Sita Peluru Kendali Buatan Rusia untuk Iran

Ukraina menyita pesawat kargo berisi peluru kendali anti-tank buatan Rusia yang akan diterbangkan ke Iran.

Baca Selengkapnya