Korea Utara Punya Teknik Rumit untuk Kelabui Sanksi PBB

Reporter

Editor

Rosalina ocha

Selasa, 11 Maret 2014 19:00 WIB

Kim Jong Il (kanan) bersama putranya, Jong Un (kiri). AP/Korean Central News Agency via Korea News Service

TEMPO.CO, New York - Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan Korea Utara semakin mengembangkan teknik terbaru dengan melibatkan kedutaan besarnya dalam memfasilitasi perdagangan senjata ilegal. Teknik yang canggih dan rumit itu dikembangkan untuk menghindari sanksi PBB.

Dalam laporan PBB setebal 127 halaman itu, Korea Utara disebut membuat pembukuan keuangan yang lebih rumit dalam pembelian senjata lewat jalur terlarang sehingga negara yang terisolasi ini bisa melakukan transaksi tanpa terlacak.

Laporan PBB ini disusun oleh tim panel yang beranggota delapan orang ahli. Laporan ini juga merupakan bagian dari kepatuhan pembukuan tahunan Korea Utara dengan pemberlakuan sanksi PBB dalam menanggapi program nuklir dan rudal terlarang Pyongyang. Laporan tim panel ini diteruskan kepada Dewan Keamanan PBB.

"Dari beberapa insiden yang dianalisis dalam laporan, panel menemukan bahwa (Korea Utara) membuat peningkatan penggunaan teknik berganda dan berjenjang untuk mengelabui proses pelacakan," bunyi ringkasan dari laporan PBB, seperti dilansir Reuters, Selasa, 11 Maret 2014.

Laporan itu juga mengungkapkan Kedutaan Besar Korea Utara di Kuba dan Singapura diindikasi mengorganisasi pengiriman ilegal onderdil pesawat jet tempur dan rudal yang ditemukan pada kapal kontainer Korea Utara pada Juli tahun lalu di Panama.

Panama menyita kapal Chong Chon Gang yang mencoba menyelundupkan senjata peninggalan Soviet, termasuk dua jet tempur MiG-21, yang disembunyikan di bawah ribuan ton gula. Setelah penemuan itu, Kuba mengakui tengah mengirim senjata "usang" peninggalan Soviet yang akan diperbaiki di Korea Utara dan dikembalikan ke Kuba. (baca:PM Libya Ancam Bom Kapal Korea Utara)

Adapun Kedutaan Besar Korea Utara di Singapura tidak bisa dihubungi untuk dimintai konfirmasi.

Laporan ini juga menunjukkan bahwa Korea Utara berusaha keras untuk menyamarkan armada pelayaran niaganya dan memupuk jaringan perusahaan yang rumit di luar sistem keuangan internasional yang dapat digunakan untuk membeli barang, baik yang dilarang maupun yang diperbolehkan.

Di bawah sanksi PBB, Korea Utara dilarang mengirim dan menerima kargo yang berkaitan dengan program nuklir dan rudal mereka. Impor beberapa barang mewah pun dilarang. Juga penerimaan uang tunai dalam skala besar.

Tim panel mengutip kasus transaksi "luar biasa rumit" yang melibatkan kontrak oleh maskapai nasional, Air Koryo, untuk membeli pesawat baru pada 2012. Disebutkan, ada 109 pembayaran terstruktur melalui delapan perusahaan Hong Kong yang teregistrasi. Perusahaan itu menegaskan diri sebagai mitra dagang Air Koryo dan terikat pendanaan lewat utang. Sanksi PBB tidak melarang Korea Utara membeli pesawat sipil.



REUTERS | ROSALINA




Berita Terkait
















Berita terkait

Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

6 Februari 2021

Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

Google mengeluarkan pembaruan keamanan untuk Chrome berupa patch untuk mengatasi kerentanan di peramban tersebut.

Baca Selengkapnya

Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

3 Februari 2021

Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

Ia yakin Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tidak akan menyerahkan persenjataan nuklirnya.

Baca Selengkapnya

Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

25 Januari 2021

Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

Mantan duta besar Korea Utara untuk Kuwait Ryu Hyun Woo memutuskan kabur ke Korea Selatan bersama keluarganya.

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

20 Januari 2021

Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberlakukan denda atau penjara bagi siapa pun yang ketahuan menikmati hiburan Korea Selatan atau meniru aksennya.

Baca Selengkapnya

Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

2 Januari 2021

Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

Dalam surat itu, Kim Jong Un mengucapkan terima kasih kepada rakyatnya karena telah mempercayai dan mendukungnya di masa-masa sulit.

Baca Selengkapnya

Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

12 Desember 2020

Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun menggelar rapat membahas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Korea Utara ini

Baca Selengkapnya

Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

2 Desember 2020

Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

Korea Utara dikabarkan telah menerima vaksin COVID-19 eksperimental dari Cina. Bahkan, Kim Jong Un dikabarkan sudah memakainya.

Baca Selengkapnya

Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

30 November 2020

Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Para peretas menyamar sebagai perekrut di situs jejaring LinkedIn dan WhatsApp untuk mendekati staf AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

29 November 2020

Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

Pemerintah Korea Utara menambah jumlah pos penjagaannya dan membangun tembok pertahanan di perbatasannya guna mencegah masuknya virus corona.

Baca Selengkapnya

Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

23 November 2020

Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

'Karamba' khusus untuk program pelatihan militer mamalia laut seperti lumba-lumba terekam dalam citra satelit Sungai Taedong.

Baca Selengkapnya