Seniman India Sudarshan Patnaik menyelesaikan patung pasir yang dibuat untuk mendoakan keselamatan penumpang pesawat Malaysian Airlines penerbangan MH370, di pantai Puri, India (9/3). Pesawat ini membawa 227 penumpang dan 12 awak menghilang di Laut Cina Selatan pada Sabtu Lalu saat terbang dari Kuala Lumpur ke Beijing. REUTERS/Stringer
TEMPO.CO, New York - Hilangnya pesawat Boeing 777-200 ER milik Malaysia Airlines membawa dampak buruk pada kinerja bisnis perusahaan terkait. Setelah Malaysia Airlines, kini giliran saham Boeing Company yang jeblok di bursa saham New York.
Laman USA Today mengabarkan saham Boeing Company menurun 1,3 persen gara-gara musibah Malaysia Airlines. Pada penutupan perdagangan di New York Stock Exchange, Senin, 10 Maret 2014 waktu setempat, saham berkode BA tersebut bertengger di level US$ 126,89 per lembar atau anjlok US$ 1,65. Turunnya saham Boeing membuat Indeks Industrial Dow Jones lesu. Saham Boeing pun menjadi top loser di kalangan emiten blue chip.
Penurunan saham pun menjadi pukulan terberat bagi Boeing. Betapa tidak, pabrik pesawat yang bermarkas di Chicago ini belum lama menepuk dada lantaran Boeing 777 dinobatkan sebagai produk pesawat paling aman oleh National Transportation Safety Board. Data lembaga itu menyebutkan, Boeing 777 "hanya" 60 kali celaka sejak 1997 dan kebanyakan berskala minor. Setelah insiden Malaysia Airlines, predikat pesawat teraman pun dipertanyakan. (Baca: Aneka Angka di Pesawat Nahas MalaysiaAirlines).
Namun, para pengamat mengatakan kejatuhan saham Boeing akibat insiden Malaysia Airlines bersifat temporer. Menurut Vice President Teal Group Virginia, Richard Aboulafia, efek Malaysia Airlines juga tidak akan terlalu dramatis, kecuali jika ada temuan kecelakaan disebabkan kegagalan fungsi pesawat. "Ini adalah pesawat internasional terbaik, sudah banyak mengarungi rute internasional, dan mengantongi standar internasional," katanya.
Dalam Kuala Lumpur Composite Index di Bursa Malaysia, saham berkode MAS turun 16 persen menjadi menjadi RM 21 sen pada Senin pagi. Hal ini menjadi dampak hilangnya pesawat MH370 dalam perjalanan dari Kuala Lumpur menuju Beijing pada Sabtu, 8 Maret 2014. Pesawat ini mengangkut 239 orang, tujuh di antaranya berkebangsaan Indonesia. (Baca: Pesawat Celaka, SahamMalaysiaAirlines Ambruk ).