KNKT Dapat Terlibat Investigasi Malaysia Airlines
Editor
Ahmad Nurhasim
Minggu, 9 Maret 2014 08:42 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi Tatang Kurniadi mengatakan masih berupaya menghubungi pihak Malaysia terkait musibah jatuhnya pesawat Malaysia Airlines. Sebab, dari 227 penumpang, sebanyak 7 penumpang diketahui merupakan warga negara Indonesia. “Kami masih terus kontak tapi belum ada jawaban, mungkin lagi sibuk. Kami sudah berkomunikasi dengan pihak Singapur,a” kata Tatang saat dihubungi Tempo, Sabtu, 8 Maret 2014.
Tatang tak mau menduga soal penyebab jatuhnya pesawat di laut. Menurut dia, pihak Malaysia sudah pasti telah meminta bantuan negara-negara yang berada di sekitaran wilayah yang diduga tempat hilangnya pesawat. “Jangan menduga-duga, tidak boleh itu. Biarkan otoritas pihak Malaysia bekerja mencari pesawat itu dulu,” ujarnya.
Nantinya, kata Tatang, KNKT dapat terlibat dalam proses investigasi hilangnya pesawat Malaysia Airlines itu. “Karena ada warga Indonesia yang menjadi penumpang di pesawat itu,” ujarnya. Tapi, jika tidak ikut terlibat, Malaysia wajib memberikan hasil investigasi kepada Indonesia termasuk negara lain yang warga negaranya ikut di dalam pesawat itu. "Aturannya memang seperti itu,” kata dia.
Namun, Tatang belum bisa memastikan apakah akan ikut dalam proses investigasi atau tidak. “Kami masih bicarakan itu dan mengubungi pihak sana untuk perkembangannya.”
Sebelumnya, pesawat Malaysia Airlines jenis Boeing 777-200ER yang membawa 227 penumpang dan 12 awak diduga jatuh di Laut Cina Selatan. Pesawat dengan nomor penerbangan MH370 itu terakhir melakukan kontak dengan pengendali lalu lintas udara pada 120 mil laut di lepas pantai timur Kota Bharu, Malaysia. Chief Executive Malaysia Airlines Ahmad Jauhari Yahya mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dibacakan pada konferensi pers sebelumnya di Kuala Lumpur bahwa tidak ada laporan cuaca buruk di daerah tersebut.
Perusahaan penerbangan itu menyatakan penumpang berasal dari 14 negara, 152 warga Cina, 38 warga Malaysia, tujuh orang Indonesia, enam warga Australia, lima orang India, empat orang Prancis, dan tiga warga Amerika Serikat. Dua bayi asal Cina dan AS juga berada di pesawat itu.
AFRILIA SURYANIS