Rusia Tarik Duta Besarnya di Ukraina  

Reporter

Editor

Rosalina ocha

Senin, 24 Februari 2014 16:23 WIB

Mantan Perdana Menteri Yulia Tymoshenkodan Oleksander Turchinov, presiden sementara Ukraina, adalah sekutu dekat . Mereka merupakan musuh utama Presiden Viktor Yanukovich yang terguling. REUTERS/Baz Ratner

TEMPO.CO, Kiev - Di tengah situasi yang semakin memburuk, Rusia menarik duta besarnya di Ukraina. Keputusan menarik Duta Besar Rusia untuk Ukraina ini diambil setelah Presiden Viktor Yanukovych, yang pro-Rusia, dipecat parlemen pada Sabtu lalu. Pihak Moskow pun berang atas pemecatan itu.

Yanukovych digantikan oleh pemimpin kelompok pro-Uni Eropa dari oposisi, Olexander Turchynov, yang mengaku kini akan berfokus pada pengintegrasian lebih dekat dengan Uni Eropa. "Pertarungan ini memberi kita sebuah persatuan dan kekuatan," kata Turchynov.

Kerusuhan di Ukraina dan penggulingan Yanukovych dipicu penolakan pemerintah atas perjanjian dagang dengan Uni Eropa. Pemerintah memilih menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Rusia.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan oposisi Ukraina "telah merebut kekuasaan di Kiev, menolak pelucutan senjata, serta terus menggunakan kekerasan." Lavrov menuduh mereka menyimpang dari kontrak kesepakatan politik yang telah ditandatangani Yanukovych pada Jumat lalu sebagai bagian dari upaya mengakhiri kerusuhan di Ukraina. (Baca: Presiden Ukraina Dicegah Terbang ke Luar Negeri)

Seperti dikutip dari BBC, Senin, 24 Februari 2014, Rusia menarik duta besarnya, Mikhail Zurabov, pada Ahad kemarin untuk melakukan konsultasi-konsultasi lanjutan. Langkah ini diumumkan setelah Turchynov, yang merupakan sekutu dekat mantan Perdana Menteri Yulia Tymoshenko, memaklumkan pengangkatannya sebagai presiden sementara Ukraina. Dia berjanji mendirikan sebuah pemerintahan rakyat. "Kita harus kembali pada keluarga negara-negara Eropa," ujarnya saat pengangkatan.

Dia juga mengaku siap berdialog dengan Rusia. "Siap berdialog dengan basis cara baru, adil, setara, dan setuju pada pilihan Ukraina bergabung dengan Eropa," katanya. Anggota parlemen Ukraina diberi waktu hingga Selasa besok untuk membentuk pemerintahan persatuan yang baru. (Baca:Tymoshenko Janji Bawa Ukraina Merapat ke Uni Eropa)

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Catherine Ashton, dijadwalkan tiba di Kiev pada Senin ini untuk membahas dukungan Uni Eropa. "Untuk mencari solusi jangka panjang bagi krisis politik dan menentukan langkah-langkah menstabilkan situasi ekonomi," katanya.

Moskow baru-baru ini setuju menyediakan 11 miliar euro untuk mendukung perekonomian Ukraina. Pemberian ini dianggap sebagai imbalan atas keputusan kontroversial Yanukovych tahun lalu yang memutuskan tidak menandatangani kesepakatan dagang dengan Uni Eropa. Dengan penggulingan Yanukovych ini, timbul kekhawatiran Moskow akan menarik komitmen tersebut.

Saat ini ribuan pendukung oposisi masih berada di Alun-alun Lapangan Kemerdekaan di Kiev. Mereka sudah menempati alun-alun sejak November tahun lalu dan hingga kini tidak mengindahkan seruan oposisi untuk membubarkan diri.

Kementerian Kesehatan mengungkapkan 88 orang tewas akibat kerusuhan di Ukraina yang terjadi pekan lalu, sebagian besar korban berasal dari demonstran dan sisanya dari kepolisian.

Beberapa hari setelah kerusuhan, Yanukovych tampil di televisi dan bersikeras menyatakan dia adalah presiden Ukraina terpilih yang sah. Namun kini keberadaannya tidak diketahui. Ada yang melaporkan dia tengah berada di timur kota Kharkiv, namun laporan ini belum dapat dikonfirmasikan.

BBC | ROSALINA

Berita terkait

Ukraina Buat Daftar Pria Tidak Bertanggung Jawab, Apa Maksudnya?

8 Februari 2018

Ukraina Buat Daftar Pria Tidak Bertanggung Jawab, Apa Maksudnya?

Ukraina membuat daftar elektronik nama-nama pria yang tidak bertanggung jawab menafkahi anaknya.

Baca Selengkapnya

Gudang Senjata Meledak di Ukraina, 30 Ribu Warga Dievakuasi

13 November 2017

Gudang Senjata Meledak di Ukraina, 30 Ribu Warga Dievakuasi

Gudang senjata di Ukraina meledak, menyebabkan satu orang perempuan cedera.

Baca Selengkapnya

Gudang Senjata Terbesar Ukraina Meledak, 30 Ribu Orang Dievakuasi

27 September 2017

Gudang Senjata Terbesar Ukraina Meledak, 30 Ribu Orang Dievakuasi

Sebelumnya, gudang senjata Ukraina juga meledak pada Maret lalu.

Baca Selengkapnya

Ukraina Jadi Tuan Rumah Kontes Lagu Eropa Eurovision-2017

8 Mei 2017

Ukraina Jadi Tuan Rumah Kontes Lagu Eropa Eurovision-2017

Menurut Kedutaan Besar Ukraina, negaranya tetap akan mengadakan kontes Eurovision-2017, di tengah perang "hibrid" dengan Rusia.

Baca Selengkapnya

Putri Pejabat Digigit Anjing Jadi Gunjingan di Media Sosial

8 Mei 2017

Putri Pejabat Digigit Anjing Jadi Gunjingan di Media Sosial

Putri seorang pejabat Ukraina berusia 6 tahun digigit anjing di wilayah Krimea, yang dicaplok Rusia.

Baca Selengkapnya

Anak Pejabat Ukraina Naik Helikopter ke Sekolah Dikritik Netizen  

21 Maret 2017

Anak Pejabat Ukraina Naik Helikopter ke Sekolah Dikritik Netizen  

Mantan pejabat tinggi di Kementerian Olahraga Ukraina menuai kritik di media sosial setelah mengantar anaknya ke sekolah menggunakan helikopter.

Baca Selengkapnya

Perang Ukraina Lawan Pemberontak, Warga Hidup tanpa Listrik  

5 Februari 2017

Perang Ukraina Lawan Pemberontak, Warga Hidup tanpa Listrik  

Bentrok senjata antara pasukan pemerintah dan pemberontak pro-Rusia mengakibatkan kerusakan infrastruktur.

Baca Selengkapnya

Presiden Ukraina Klaim 54 Persen Rakyat Ingin Gabung NATO  

2 Februari 2017

Presiden Ukraina Klaim 54 Persen Rakyat Ingin Gabung NATO  

Presiden Ukraina, Petro Poroshenko mengklaim 54 persen rakyatnya ingin Ukraina bergabung dengan NATO.

Baca Selengkapnya

Ukraina-Rusia Perang Terbuka, 13 Orang Tewas

2 Februari 2017

Ukraina-Rusia Perang Terbuka, 13 Orang Tewas

Ukraina dan Rusia terlibat perang terbuka di perbatasan, 13 orang tewas.

Baca Selengkapnya

Ukraina Sita Peluru Kendali Buatan Rusia untuk Iran

24 Januari 2017

Ukraina Sita Peluru Kendali Buatan Rusia untuk Iran

Ukraina menyita pesawat kargo berisi peluru kendali anti-tank buatan Rusia yang akan diterbangkan ke Iran.

Baca Selengkapnya