Sebelas Polisi Pakistan Tewas Dihantam Bom Mobil
Editor
Cornila Desyana
Kamis, 13 Februari 2014 16:55 WIB
TEMPO.CO, Karachi - Bus yang sedang membawa rombongan petugas kepolisian Pakistan meledak setelah dihantam sebuah mobil. Seperti yang dilansir situs berita BBC, Kamis, 13 Februari 2014, serangan yang diduga bom bunuh diri ini menyebabkan sebelas polisi meninggal. Serangan itu terjadi pada pagi hari di wilayah selatan Pakistan, Kota Karachi.
"Sebanyak 40 penumpang bus, kebanyakan polisi, terluka dalam insiden itu," tulis BBC.
Menurut pejabat setempat, peristiwa terjadi ketika bus ditabrak sebuah kendaraan bermuatan bahan peledak. Ketika itu, bus baru saja meninggalkan pusat pelatihan polisi.
Karachi merupakan kota terbesar di Pakistan dengan sistem penegakan hukum yang sangat lemah. Di kota ini, ratusan polisi kehilangan nyawa karena memerangi kelompok militan dan geng kriminal yang terkait masalah etnis, politik, dan partai sektarian. Dan peristiwa ini menjadi serangan yang paling berdarah terhadap pihak kepolisian di Karachi dalam beberapa bulan terakhir.
"Hingga kini, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan yang diduga bom bunuh diri itu," tulis BBC.
Kepolisian menyatakan lebih dari 50 anggota polisi berada di dalam bus itu. Mereka tengah bersiap meninggalkan pusat pelatihan yang berada di bagian timur Karachi. "Ternyata mobil yang mengangkut bahan peledak menghantam bus yang sedang membawa rombongan polisi," kata pejabat kepolisian, Muhammad Iqbal, kepada kantor berita AFP, seperti dikutip BBC.
Siaran televisi lokal menayangkan pecahan kaca dan serpihan kendaraan tercecer di lokasi ledakan. Dokter dari Rumah Sakit Jinnah yang berada di Kota Karachi menyatakan telah menerima sebelas korban meninggal dan sepuluh petugas terluka parah dengan kondisi kritis.
Serangan ini terjadi di tengah pembicaraan antara pemerintah Pakistan dan Taliban yang mencoba bernegosiasi untuk mencapai kesepakatan damai. Perundingan damai keduanya dimulai di Islamabad, Kamis, 6 Februari 2014. Gerilyawan Taliban telah berjuang selama bertahun-tahun untuk menggulingkan pemerintah pusat dan mendirikan pemerintahan Islam yang kuat. Namun Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif percaya gerakan ini sekarang siap untuk bernegosiasi dan berhenti bertempur.
BBC | ROSALINA
Terpopuler:
Menikahi Gadis Ingusan, Ulama Ini Ditahan
Berita Unfriend SBY Jadi Tertawaan Koran Singapura
Makan Malam, Obama dan Michelle Apit Hollande
Dukung Calon PM, Model India Berpose Sangat Seksi
Iran Siap Bertempur dengan Amerika Serikat