Singapura: Marinir Pembunuh Tak Harus Dihormati

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Kamis, 13 Februari 2014 16:51 WIB

Menteri Luar Negeri Singapura, K Shanmugam. (Desmond Lim/The Straits Times)

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Singapura K. Shanmugam menghargai pernyataan Jakarta yang menyatakan tidak ada niat buruk atau jahat dalam penamaan kapal perang KRI Usman Harun. "Namun dalam konteks ini, sangat penting bagi kami untuk diketahui bahwa marinir tidak dihormati karena membunuh warga Singapura," kata Shanmugam, Rabu, 12 Februari 2014. (baca: Trauma Usman Harun Sudah Ditutup 40 Tahun Lalu) dan (baca: KRI Usman Harun, Tak Ada Niat RI Buka Luka Lama)

Ia mengatakan kedua negara harus memahami dan mengetahui bahwa penamaan kapal "berdampak pada kita dan berdampak terhadap kepekaan kita".

Usman dan Harun adalah anggota marinir yang dihukum gantung di negeri jiran setelah melakukan pengeboman di Orchard Road yang menewaskan tiga warga sipil pada 1965. Keduanya menyamar sebagai warga sipil dan meledakkan bom di MacDonald House, Singapura, pada 10 Maret 1965 yang menewaskan tiga orang dan melukai 33 orang.

Mereka kemudian diadili dan dieksekusi di negara itu pada 1968. Jenazah keduanya dibawa pulang dan dimakamkan di dalam negeri, diikuti penganugerahan gelar pahlawan. Hubungan kedua negara menjadi tegang setelah Angkatan Laut RI memutuskan menamai kapal perang terbarunya dengan nama mereka. Baca: Panas-Dingin Hubungan RI-Singapura).

Shanmugam mengatakan meskipun penamaan itu adalah hak kedaulatan Indonesia, tapi keputusan berdaulat itu dapat berdampak pada negara-negara lain. "Dalam hal ini, memotong bagian dari sejarah bersama kami," katanya. (baca: Soal Usman-Harun, Menteri Singapura Menolak Lupa)

Menurut dia, dua negara harus peka tentang masalah ini dan memastikan bahwa luka lama tak terbuka kembali. Itulah sebabnya, kata dia, Singapura meminta Indonesia mempertimbangkan kembali keputusan tersebut.

Shanmugam berpendapat, adalah dua hal berbeda antara memberi gelar pahlawan dan memakamkan mereka di taman makam pahlawan dengan mengabadikan nama keduanya pada kapal perang. "Ini mengirimkan sinyal berbeda. Sebab, kapal berlayar di tujuh samudera dengan membawa pesan dan terdapat bendera negara di kapal tersebut. Apa maksudnya?" katanya. (Baca: Aksi Heroik Asal Mula Nama KRI Usman Harun)

Sebelumnya dalam sebuah wawancara, ia mengatakan apa yang telah dilakukan dua marinir itu adalah bagian dari "kampanye teror" ilegal di bawah hukum internasional. "langkah mereka adalah ilegal berdasarkan hukum internasional," katanya. "Jika hal itu terjadi sekarang, jika bom ditanam untuk membunuh warga sipil , sejarawan tidak akan berdebat tentang definisi tindakan ini. Tidak ada warna abu-abu di sini," ujarnya.

Selain Shanmugam, empat menteri Singapura sebelumnya telah menyatakan keberatan atas penamaan kapal itu.

THE STRAITS TIMES | TRIP B

Baca juga:
Menikahi Gadis Ingusan, Ulama Ini Ditahan
Berita Unfriend SBY Jadi Tertawaan Koran Singapura
Makan Malam, Obama dan Michelle Apit Hollande
Dukung Calon PM, Model India Berpose Sangat Seksi

Berita terkait

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

1 hari lalu

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

Pengamat menilai hubungan Jokowi dengan Megawati yang renggang membuat Jokowi dan Prabowo akan terus bersama.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Lee Hsien Loong Gaungkan Keberlanjutan Kerja Sama Indonesia-Singapura

4 hari lalu

Jokowi dan Lee Hsien Loong Gaungkan Keberlanjutan Kerja Sama Indonesia-Singapura

Sama-sama lengser tahun ini, Presiden Jokowi dan PM Singapura Lee Hsien Loong menyoroti pentingnya keberlanjutan kerjasama di antara kedua negara.

Baca Selengkapnya

Pertemuan Indonesia-Singapura, Menko Airlangga Bahas Progres Kerja Sama

18 Agustus 2023

Pertemuan Indonesia-Singapura, Menko Airlangga Bahas Progres Kerja Sama

Menko Airlangga menyambut baik implementasi Program Tech:X, yang dilakukan secara bertahap

Baca Selengkapnya

Sandiaga Tanggapi Masalah UAS: Dia Sering Bantu Promosi Wisata Religi

18 Mei 2022

Sandiaga Tanggapi Masalah UAS: Dia Sering Bantu Promosi Wisata Religi

Sandiaga mengaku ikut mengumpulkan beberapa informasi setelah muncul kabar bahwa UAS ditolak masuk ke Singapura melalui Batam.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Diingatkan agar Perjanjian Ekstradisi Tak Hanya Untungkan Singapura

26 Januari 2022

Pemerintah Diingatkan agar Perjanjian Ekstradisi Tak Hanya Untungkan Singapura

Pada perjanjian yang lama, Arsul mengatakan perjanjian ekstradisi juga terkait dengan perjanjian pertahanan.

Baca Selengkapnya

Perjanjian FIR Indonesia dengan Singapura Dianggap Punya 3 Substansi Penting

26 Januari 2022

Perjanjian FIR Indonesia dengan Singapura Dianggap Punya 3 Substansi Penting

Kesepakatan FIR dengan Singapura ini juga menunjukkan komitmen Presiden Joko Widodo dalam memperkuat kehadiran negara.

Baca Selengkapnya

KPK Siap Manfaatkan Perjanjian Ekstradisi Indonesia - Singapura

26 Januari 2022

KPK Siap Manfaatkan Perjanjian Ekstradisi Indonesia - Singapura

Perjanjian ekstradisi disebut-sebut bisa mempermudah upaya pemulangan buronan yang berada di Singapura, termasuk koruptor.

Baca Selengkapnya

Singapura dan Indonesia Perbarui Perjanjian Investasi Bilateral

9 Maret 2021

Singapura dan Indonesia Perbarui Perjanjian Investasi Bilateral

Singapura merupakan negara yang paling banyak berinvestasi di Indonesia dengan nilai US$ 43,2 miliar (Rp 621,9 triliun) dari 2016 sampai 2020.

Baca Selengkapnya

Gempa Palu Donggala, Ini Rincian Bantuan Kemanusiaan Singapura

3 Oktober 2018

Gempa Palu Donggala, Ini Rincian Bantuan Kemanusiaan Singapura

Singapura dikonfirmasi negara yang akan mengirimkan bantuan untuk membantu korban bencana gempa Donggala dan tsunami di Palu atau gempa Palu Donggala.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bertemu Deputi, Bahas Pertemuan dengan PM Singapura

19 Juli 2018

Jokowi Bertemu Deputi, Bahas Pertemuan dengan PM Singapura

Perdana Menteri Singapura akan bertemu Jokowi.

Baca Selengkapnya